Mohon tunggu...
Elfiyon Tanjung
Elfiyon Tanjung Mohon Tunggu... -

For Humanitarian & Empowerment

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Mega Tengah "Mengerjai" Jokowi?

9 Maret 2013   09:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:04 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemenangan Jokowi-Ahok di Pemilukada DKI Jakarta harus diakui kemenangan PDIP merebut ibukota. Setelah terpilih maka biarkanlah Jokowi membenahi Jakarta dengan segala tetek bengek persoalan klasiknya, terutama, banjir, macet, kriminalitas dan pengangguran.

Tapi agaknya PDIP, tentu saja dalam hal ini Mbak Megawati punya perhitungan lain, bahwa Jokowi punya  pengaruh dan nilai jual dalam memenangkan Pemilukada di Provinsi lainnya di Indonesia. Lalu, Jokowi pun diboyong ke sana kemari, ke Jawa Barat dan Sumatera Utara. Alhasil, Cagub Oneng berpasangan dengan Teten Masduki, "keok". Baju kotak-kotak dipake Oneng tak punya nilai lebih apa-apa dan hanya berlalu di Pilkada DKI saja. Begitu juga di Sumut, meski sudah tak pakai baju kotak-kotak tetapi tim suksesnya masih saja memakai kotak-kotak. Sedangkan calonnya berwarna putih (mengapa ga merah ya ?).

Tentu teman-teman di PDIP punya alasan  mengapa Jokowi diturunkan untuk Jurkam yang tugasnya tentu mensosialisasikan kemenangan calonnya. Alasan lainnya itu adalah soal survel elektabilitas Jokowi berada di puncak dan jauh di atas Megawati selaku Ketua Umum PDIP.

Maka timbulan pertanyan, mengapa saat Jokowi diturunkan, justru tak terlihat wajah Megawati ?. Rasanya Megawati tidak sedang ngambek gara-gara kurang popuper diwaktu itu dari Jokowi yang baru saja keluar dari Solo. Atau Megawati  ingin memberikan pelajaran kepada kader dan Jokowi sendiri bahwa dirinya masih memiliki pamor lebih karena sudah malang melintang di dunia perpolitikan Indonesia.

Bisa saja si Mbak Mega beralasan "kalo emang kowe wi nomor satu, coba turun ke Jabar dan Sumut". Nah kalah kan?. Jadi kowe wi tidak begitu berpengaruh di luar DKI Jakarta. Megawati masih berpengaruh kuat dan menentukan di partai banteng moncong putih ini.  Tapi Jokowipun sebenarnya tak begitu bahagia disebut orang paling populer. Saat ditanya wartawan mengenai hal itu justru dia mengjawab gak mikirin itu dan mau ngurus banjir dan macet Jakarta dulu.

Lalu siapakah yang "sengaja" menjatuhkan pamor Jokowi ? Adalah mereka yang terlalu euforia dengan kemenangan di DKI Jakarta sehingga lupa bahwa Jabar dan SUmut itu bukan lagi areal  DKI. Semoga saja di Pilkada Gubernur RIau tahun 2013 ini, Jokowi tidak diturunkan karena akan melengkapi kekalahan itu, kecuali di Jawa Tengah yang merupakan basis dari PDIP.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun