Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Luka] Senarai Luka

10 November 2018   04:48 Diperbarui: 10 November 2018   04:50 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:es.123rf.com

Saya sudah lupa. Katanya, dulu di hati saya pernah ditumbuhi luka. Cukup besar. Seukuran cendawan di musim hujan. 

Katanya lagi, luka itu disebabkan oleh seseorang yang mengaku sangat mencintai saya, tapi kemudian pergi meninggalkan saya demi cinta yang lain. Bah! Semudah itu lidah membolak-balik kata.

Lalu, masih katanya lagi. Saya sempat menangis berhari-hari. Hingga mata saya sembab seperti mata pencuri yang tertangkap dikeroyok massa. Airmata saya tumpah menjelma anak sungai tanpa muara. Dan suara saya serak seperti suara anak burung Gagak yang tergencet daun jendela.

Ah, luka. Masa juga harus sebegitu hiperbola?

Tapi karena saya sudah lupa, maka saya tidak peduli, bahwa dulu saya pernah memiliki luka yang sedemikian parah. 

Lalu apa yang bisa saya ingat tentang sebuah luka?

Tidak ada! Saya hanya mampu mengenang, ketika luka menyerang saya dengan membabi buta, senyum bocah-bocah yang tengah tertidur lelap di pangkuan saya lebih menyita perhatian saya.

"Ibu, siapa Ayah kami?" salah satu bocah mendusin dan bertanya lirih kepada saya.

"Ayah kalian adalah luka," saya menjawab serta merta dengan memejamkan mata. Bocah-bocah di pangkuan saya seketika beranjak berdiri. Lalu menari-nari sembari bersorak sorai," Horeeeee...Ayah saya ternyata luka!"

Barangkali itulah yang membuat saya lupa. Bahwa luka nyaris menganiaya saya. Memporakporandakan hidup saya. Tawa riang bocah-bocah yang terlahir dari luka yang menganga itulah yang berhasil memberikan penghiburan kepada saya. Menjadi obat paling mujarab bagi kesembuhan hati dan pikiran saya.

Sekarang saya berdiri di dekat jendela. Saya melihat begitu banyak luka bersliweran di luar sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun