Mohon tunggu...
Elena Maharani
Elena Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya

Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Idealisme Plato dalam Kenegaraan

16 November 2022   21:57 Diperbarui: 16 November 2022   22:36 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://pixabay.com

Negara (state) menurut Plato adalah suatu tubuh yang senantiasa maju, berevolusi dan terdiri dari orang-orang (individu-individu) yang timbul atau ada karena masing-masing dari orang itu secara sendiri-sendiri tidak mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya yang beraneka ragam, yang menyebabkan mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kepentingan mereka bersama. 

Disini, Plato melihat negara itu sebagai suatu organisasi yang terdiri dari sekumpulan individu yang saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan mereka. Perlu diketahui bahwa Plato merupakan seorang filsuf yang hidup di era Yunani Kuno sekitar tahun 400 SM dimana definisinya mengenai negara sangat dipengaruhi dengan keadaan sekitarnya pada masa itu yang notabenenya sangat berbeda dengan masa sekarang yang sudah mengalami modernisasi. 

Adapun, menurut Prof. Miriam Budiardjo, negara merupakan organisasi yang ada di dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya yang sah terhadap semua golongan kekuasaan yang berada di dalamnya dan dapat menetapkan berbagai tujuan dari kehidupan tersebut. 

Berdasarkan pendapat dari kedua ahli tersebut, dapat dilihat perbedaan bahwa negara sudah mengalami perkembangan dari yang hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan maupun kepentingan orang banyak berkembang menjadi suatu organisasi yang memiliki kekuasaan penuh terhadap semua golongan yang ada di dalamnya.

Plato, tokoh filsuf dari Yunani menyumbangkan pemikirannya mengenai konsep negara ideal atau negara yang dicita-citakan. Sepeninggal gurunya, Socrates, yang divonis mati dengan konsep 'voting' akibat tuduhan melakukan doktrinasi dan merusak moral dengan doktrinnya, mengilhami Plato untuk menuangkan pemikirannya dalam buku 'Republic' mengenai bagaimana seharusnya negara menjalankan pemerintahannya atau bentuk ideal dari suatu negara.

Ide negara ideal Plato sangat dipengaruhi oleh pemikiran Socrates yang mana menganggap negara dan manusia memiliki kesamaan dalam hal moralitas. Negara merepresentasikan jiwa manusia itu sendiri dan bagaimana seharusnya moralitas tadi dipegang. 

Menurut Plato, negara ideal merupakan sebuah komunitas yang bertujuan untuk mencapai nilai-nilai luhur, yakni kebaikan dan kebajikan, sehingga untuk mencapai negara ideal, moralitas harus sangat diperhatikan. Konsepsi negara ideal Plato menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan di setiap aktivitas yang dijalankan. 

Menurut Plato, negara harusnya dapat menjadi sebuah tempat dimana rakyatnya dapat saling berinteraksi dan bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya, dengan tetap memperhatikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan, keadilan, serta tanggung jawab. Apabila hal ini benar-benar dilaksanakan, maka seluruh kebutuhan rakyat akan terpenuhi.

Menurut Plato, manusia dan jiwanya terbagi menjadi tiga, yakni rational, spirited, dan appetitive. Apabila ketiga bagian jiwa ini diimplementasikan dalam kehidupan bernegara, maka akan didapat tiga strata/kelas sosial, yakni rational yang disetarakan dengan pemimpin, lalu spirited yang disetarakan dengan tentara atau pertahanan negara, dan appetitive yang disetarakan dengan pekerja, petani, pedagang, atau sekumpulan masyarakat biasa. 

Pemimpin yang dimaksud Plato haruslah seorang yang berilmu dan bermoral tinggi yang sudah mendapatkan proses pendidikan yang matang, ia menganggap kalangan filsuf sesuai dengan kategori ini dan layak untuk memimpin sebuah negara. Tidak peduli laki-laki atau perempuan, apabila seseorang memiliki kriteria ideal tersebut maka ia layak menjadi seorang pemimpin. 

Untuk memperoleh nilai-nilai kebijaksanaan dan kebajikan seseorang haruslah berpendidikan, oleh karena itu Plato sangat mendukung terbentuknya lembaga pendidikan, yang mana ia membangun lembaga pendidikan bernama "academy".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun