Mohon tunggu...
Leony Sondang Suryani
Leony Sondang Suryani Mohon Tunggu... -

Leony Sondang Suryani, hanya anak bangsa biasa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Terbuka Anak SMA untuk Indonesia

9 Juli 2014   05:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:55 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat malam :D

Cie banget akhirnya besok udah tanggal 9 u,u

Oke, mungkin ini sudah terakhir kalinya saya ikut menulis seputar pemilihan presiden karena besok harinya telah tiba :))

Surat anak petani sudah, surat adek kelas sudah. Yaudah aku tulis deh Surat anak SMA. Bukan untuk Mbak Cantik Tasniem Fauzia Rais, bukan untuk Om Wowo sayang, bukan untuk Papa Jokowi, bukan untuk Om Hatta, bukan juga untuk Om JK karena mereka berempat sudah dapat ribuan surat dari sana sini. Tapi ini saya tujukan untuk saudara/i sebangsa setanah air tercinta.

Untuk saudara-saudara di Indonesia yang  semangatnya smakin terbakar menjelang pemilu tgl 9 besok.
Sungguh, siapa pun yang kalian pilih, aku turut senang. Aku bangga anak-anak Indonesia masih memiliki kepedulian terhadap bangsa dan negara yg tinggi yang dibuktikan lewat semangat memeriahkan pemilu 2014 ini. Sungguh, luar biasa sekali. Senang rasanya melihat sesama anak bangsa masih memikirkan nasib bangsanya hingga sibuk mencari informasi sedalam-dalamnya mengenai masing-masing capres 

Teman-teman, kita seringkali lupa, seringkali terlalu bersemangat dalam mendukung capres pilihan kita hingga tanpa kita sadari, yang kita perbuat sudah keterlaluan. Kita lupa siapa diri kita, kita lupa menjaga mulut kita. Dengan sesuka hati kita berbicara mengenai keburukan-keburukan capres lain. Dengan sesuka hati kita ikut menyebar fitnah, ikut menebar kebencian di antara sesama kita agar mereka memutuskan untuk memilih capres yang sama dengan kita.

Jujur saja, sejak awal saya muak membaca berita, status, artikel, broadcast, menonton talkshow yang isinya menjelek2an salah satu capres. Capres 1 labil lah, yang itu mukanya kampungan lah, capres boneka lah, pencitraan lah, keturunan tionghoa lah, gendut lah, kristen lah, didukung kaum gay lah, PKI lah, Ibunya kristen lah, jomblo lah,macam-macam!

Hei, kita ini siapa ? Tuhan kah kita sehingga kita berani menghakimi mereka berdua seenak jidat kita ?! Lebih tinggi kah derajat kita daripada Yang Maha Kuasa hingga kita berani menghakimi salah seorang capres beserta pendukung-pendukungnya ?!
Silahkan hakimi mereka, sebarkan berita negatif tentang mereka jika memang kamu merasa diri kamu bersih, jika memang kamu merasa kamu suci, tidak berdosa, tidak punya kesalahan. Seperti kata Bob Marley, Before you start pointing fingers, make sure your hands are clean. Tetapi ingat, mereka yang benar-benar bersih tidak akan berusaha mencari kesalahan orang lain supaya orang lain terlihat lebih kotor daripada dirinya. Karena mereka yang benar-benar bersih pada dasarnya hati dan pikirannya bersih sehingga tidak pernah tercetus niat kotor dari hatinya. Tetapi mereka yang berusaha TERLIHAT bersih akan terus mencari kesalahan orang lain supaya orang lain menganggap dirinya jauh lebih bersih dari saingannya itu. Karena mereka yang BERPURA-PURA bersih pada dasarnya memiliki hati dan pikiran yang jahat, yang selalu menimbulkan niat kotor, yang tanpa mereka sadari itu lah yang membuka kedok mereka sendiri.

Saudara-saudaraku, seringkali kita terlanjur gelap mata. Kita tidak meneliti terlebih dahulu apa yang kita baca dan kita tonton di televisi. Kita terlalu bersemangat mencari kesalahan lawan hingga lupa memastikan kebenarannya dan lupa berpikir apakah berita yang kita dengar/baca masuk akal atau tidak, ada buktinya atau tidak.
Seringkali pengetahuan kita yang minim,pola pikir kita yang sempit membuat kita mudah tertipu saat dihasut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini pula lah yang membuat kita terhasut untuk ikut memberitakan hal buruk mengenai capres yang bukan pilihan kita.

Terlepas dari benar tidaknya berita-berita yang tersebar, coba saya ajak Anda semua berpikir yang ringan-ringan dulu.
Saat seseorang berkata capres A tidak layak dipilih karena labil, kita lupa kita sendiri seringkali begitu..
Saat kita berkata capres B mukanya kampungan, kita lupa Tuhan menciptakan segala sesuatu sempurna,segala sesuatu indah dan Ia tidak melihat seseorang berdasarkan wajah dan postur tubuhnya. Semua sama di hadapan-Nya karena 1 alasan. Semua tercipta sempurna..
Saat kita berkata capres A gendut, kita lupa lagi bahwa gendut kurusnya seseorang tdk mempengaruhi layak tidaknya dia menjadi presiden.
Saat kita berkata capres B keturunan tionghoa dan kristen, kita lupa dari negara mana kita berasal. Kita ini warga negara Indonesia. Negara yang dasar negaranya Pancasila. Negara yg mengakui ada perbedaan-perbedaan suku dan agama yang akhirnya tetap satu yakni Indonesia. Otomatis, agama dan suku seseorang tidak ada hubungannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak boleh kita larang seseorang menjadi pemimpin hanya karena dia tidak menganut agama tertentu. Coba buka deh buku PKN mu. Pernah kan diajarkan apa saja syarat seseorang utk jadi presiden ? Atau mau lebih dalam buka deh di google, cari undang-undangnya yang mengatur syarat-syarat utk mencalonkan diri sebagai presiden.  Ada kah dikatakan seorang pemimpin harus menganut agama X atau harus dari suku Y ? Tidak kan ?
Sebab dengan mengakui pancasila, kita sepakat untuk mempersatukan segala perbedaan kita dan tidak memandang perbedaan suku dan agama sesama kita sebagai penghalang utk bersatu membangun negeri ini.
Mudah sekali sebenarnya berpikir seperti ini, sayang sekali kita sering keburu gelap mata duluan, keburu ikut2an nyebarin fitnah duluan. Hehehe

Saudara-saudara, kita sama-sama punya pilihan. punya jagoan. Yang kita yakini hebat, terdepan, layak jadi presiden. Tp bukan berarti kita harus merusak persatuan kita dengan menyebar fitnah tentang apa yang tidak kita jagokan. Apalagi bawa-bawa suku atau agama. Malu. Kita manusia beradab kan ? Bukan manusia biadab kan ? Kita berpendidikan kan ? Kita bukan katak dalam tempurung kan ? Coba dong tunjukkan lewat cara kita berbicara. Kita malu seharusnya. Gaya banget nyebarin berita negatif tentang lawan. Lah kamu gimana ? Udah bener ? Coba deh kutanya yang ringan aja. Kalau emang kamu manusia paling beradab, paling hebat, paling pintar, paling suci, udah punya kesadaran belum untuk menjadi warga negara yang baik dengan menjaga lingkungan hidupmu lewat buang sampah pada tempatnya ? Kalau nyebrang jalan udah di zebra cross belum ?
Atau yang merasa suci deh niiih. Yang apa-apa bawa agama. Yang apa-apa bilang orang berdosa, yang apa-apa nganggap orang lain hina. Aku tanyain, kamu sehari-hari ga pernah bikin dosa ? Kamu udah bener-bener ninggalin hidup keduniawian gitu? Sudah sangat suci dengan modal kata-kata yang agamais sekali ? Sudah layak disejajarkan dengan Tuhan dengan modal gelar sebagai orang yang ilmu agamanya tinggi sekali ?
Lah Buang sampah aja belum tentu selalu di tempat sampah, nyebrang masih seenak jidat, kamu masih merasa layak dianggap warga negara yang baik ? Sehari-hari banyak dosa, suka mengatasnamakan agama utk kepentingan pribadi, hidup keduniawian banget, sudah berasa layak nunjuk orang lain berdosa ? Sudah layak menilai capres2 itu munafik lah, kampungan, banyak salahnya, kurang beriman lah, kurang suci lah dan apalah itu yang membuat salah satu dari mereka tidak layak jadi presiden ? Ngaca yuk 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun