Aku selalu melihat senyum mama setiap pagi, meski aku tahu di balik senyumnya itu, mama memikul banyak hal yang nggak kelihatan sama kami, anak-anaknya. Mama bangun paling pagi, lebih dulu dari matahari terbit, menyiapkan sarapan buat kami sebelum sekolah dan kuliah. Kadang aku lihat matanya masih merah karena kurang tidur, tapi mama tetap tersenyum sambil bilang, Sarapan dulu ya, biar kuat belajarnya.
Mama nggak pernah mengeluh meski di rumah kerjaannya nggak habis-habis. Dari nyapu, ngepel, masak, mencuci baju kami yang kadang numpuk, semua mama kerjakan sendiri. Kadang aku lihat mama duduk sebentar, memijit kakinya yang pegal, lalu berdiri lagi untuk lanjut kerja. Kalau aku tanya, Ma, capek ya? Mama cuma jawab, Nggak apa-apa, yang penting kalian sekolah dan kuliah dengan baik.
Aku tahu, mama juga mikirin biaya kuliahku dan adik-adikku yang masih sekolah. Kadang aku lihat mama duduk diam, menghitung-hitung uang belanja, tapi kalau kami tanya, mama cuma senyum dan bilang, Doain aja ya, biar kita semua cukup. Aku tahu mama ingin kami semua sekolah tinggi, biar kami nggak susah kayak mama nanti.
Sering kali aku dengar mama berdoa pelan-pelan di malam hari, minta supaya kami semua sehat, bisa belajar dengan baik, dan bisa mencapai cita-cita kami. Mama bilang, Mama nggak apa-apa capek sekarang, asal kalian nanti bisa punya masa depan yang lebih baik. Aku tahu, mama menyimpan banyak lelahnya sendiri, hanya untuk melihat kami bisa tetap sekolah dan kuliah.
Mama juga jadi tempat kami cerita, walau dia sendiri sudah capek, dia tetap dengar cerita kami dengan sabar, kasih nasehat dengan lembut, dan tetap bilang, Kamu pasti bisa. Mama nggak cuma jadi ibu, tapi juga jadi guru, jadi teman, jadi perawat saat kami sakit, dan jadi penyemangat kami saat kami ingin menyerah.
Di balik senyum mama, ada seribu peran yang dia pikul setiap hari. Dan aku belajar, senyum mama adalah kekuatan untuk kami semua, agar kami tetap semangat belajar dan berjuang untuk masa depan kami. Terima kasih mama, sudah tersenyum meski memikul seribu peran, hanya demi kami anak-anakmu.
Kesimpulan
Dari mama, aku belajar arti kekuatan dan ketulusan. Meski setiap hari mama memikul seribu peran demi anak-anaknya, mama tetap memilih untuk tersenyum dan bersyukur. Senyum mama adalah semangat bagi kami untuk terus belajar dan berjuang, agar kelak bisa membalas semua pengorbanannya. Terima kasih mama, karena di balik lelahmu, kau tetap tersenyum demi masa depan kami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI