OPINI pribadi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang menyudutkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD atas terjadinya kerumunan massa yang disebabkan massa pendukung pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) menuai pro kontra Masyarakat. Kedua pejabat memang tidak terlibat perseteruan seru, tetapi tetap saja masih jadi bahan menarik perbincangan publik.Â
Boleh jadi pernyataan Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil ini ingin meluruskan presepsi publik atas terjadinya kerumunan massa di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Hal tersebut bukan karena kesalahan pihaknya, melainkan ada andil dari pemerintah pusat.Â
Ya, sebagaimana diketahui, Kang Emil menyebut pemberian izin penjemputan HRS di Bandara Soeta telah disalah tafsirkan oleh pendukungnya, sehingga terjadi kerumunan massa luar biasa. Atas kebijakan ini, sejatinya pihak pusat memang turut bertanggungjawab.Â
Tapi, sudahlah dalam kesempatan ini tidak hendak menyalahkan pihak manapun. Baik Kang Emil, maupun Mahfud MD sebaiknya bertabayun dan menyelesaikan kasus ini segera.Â
Pada kesempatan ini yang ingin disoroti adalah Ridwan Kamil. Sepertinya, opini yang dibangun dirinya pasca dimintai keterangan oleh Polda Jabar sebagai perwujudan jiwa atau mental kepemimpinan yang masih kurang tahan banting menahan segala kritik dan cibiran masyarakat.Â
Analisanya sangat sederhana. Pasca Ridwan Kamil dipanggil pertama kali kurang lebih sebulan lalu oleh pihak kepolisian, dengan tegas dia menyatakan bahwa kerumunan massa yang terjadi di Megamendung menjadi tanggungjawabnya.Â
Namun, bentuk tanggungjawabnya ini malah memantik kritik dari sejumlah pihak, terutama pendukung pemerintah. Tak sedikit yang menilai, Kang Emil membiarkan terjadinya kerumunan massa karena tidak mampu berbuat banyak terhadap HRS. Â Bahkan, tidak sedikit pula yang menduga, mantan Wali Kota Bandung ini diam-diam tidak ingin kehilangan sokongan dari pimpinan FPI dimaksud.Â
Sayang, saat publik banyak mengkritisi kebijakannya tersebut, Kang Emil rupanya tidak tahan banting. Maka, demi menyelamatkan diri, dia menumpahkan kesalahan tersebut pada Menkopolhukam, Mahfud MD.Â
Anies Lebih KalemÂ
Buntut kerumunan massa HRS tidak hanya berdampak pada pemanggilan Ridwan Kamil oleh pihak kepolisian. Ada satu kepala daerah lain yang bernasib serupa. Dia adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.Â
Tidak seperti Ridwan Kamil yang tidak tahan karena terus menerus dipersepsikan bersalah karena kerumunan Megamendung, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini lebih kalem dalam menghadapi situasi tersebut. Dia tampak bisa menguasai keadaan dan tidak mencari kambing hitam.Â