Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini Alasan Sebenarnya Luhut Tak Setop KRL, Salah Satunya Keluhan Seorang Ibu

20 April 2020   13:28 Diperbarui: 20 April 2020   13:38 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KERETA Rel Listrik (KRL) Commuter Line, dalam beberapa waktu terakhir terus menjadi pembicaraan hangat beberapa kalangan.

Hal tersebut di awali dengan ditolaknya usulan beberapa kepala daerah penyangga ibu kota, seperti Kota/Kabupaten Bogor, Kota/Kabupaten Depok dan Kota Bekasi (Bodebek) Provinsi Jawa Barat. Selain itu, tak ketinggalan pula Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Mereka menginginkan alat transportasi cepat ini berhenti sementara selama masa pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Beberapa kepala daerah tersebut di atas berpandangan, jika KRL masih tetap beroperasi akan berpotensi tidak akan terwujudnya physical distancing sehinga dampaknya tentu menggagalkan inti dari maksud dan tujuan PSBB yakni memutus rantai penyebaran virus corona atau covid-19.

Namun ternyata usulan beberapa kepala daerah terkait pemberhentian sementara KRL tersebut tidak digubris Pejabat Ad Interim Menteri Perhubungan, Luhut Binsar Panjaitan.

Dalihnya, masih banyak masyarakat atau calon penumpang yang membutuhkan jasa transpormasi KRL. Hal itu disebabkan masih banyak karyawan yang harus bekerja di luar rumah, mengingat di ibu kota masih ada beberapa sektor usaha yang masih diperbolehkan buka oleh Anies Baswedan.

Seperti diketahui, selama penerapan PSBB, Anies menutup sebagian lembaga usaha dan perkantoran, kecuali delapan sektor usaha. Usaha-usaha tersebut bergerak pada sektor yang melayani kebutuhan dasar masyarakat. Seperti sektor kesehatan, pangan dan energi.

Namun begitu ada alasan lain yang membuat Luhut menegaskan untuk tidak memberhentikan KRL, yaitu adanya keluhan dari seorang ibu.

Seperti dilansir Tribun Medan.com, kerap kali di sela-sela waktu senggang seperti hari Minggu, Luhut suka menyempatkan untuk melihat kanal media sosialnya dan membaca kolom komentar di setiap postingan maupun pesan di kotak masuk.

Dari banyak pesan itu, Luhut mengatakan ada satu yang membuatnya terharu. Pesan itu berasal dari seorang ibu pekerja yang tinggal di Bekasi dan setiap harinya harus naik KRL Jabodetabek menuju Jakarta untuk sampai di tempat kerjanya.

Ibu itu ucapnya, menuliskan pesan sedang kebingungan bagaimana caranya sampai ke tempat kerja jika pemerintah menghentikan operasional KRL, sementara suaminya sudah dirumahkan tanpa digaji akibat imbas pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun