Tiga dosa pendidikan? Siapa yang telah berbuat kejam dengan berbuat dosa?
Baiklah, sekarang bukan waktunya saling menyalahkan. Saling mencari solusi atas apa hang telah terjadi dan melalukan perbaikan mulai dari diri sendiri, mulai saat ini, dan mulai dari hal kecil semampu kita. Itulah yang harus kita lakukan segera.
Diakui atau tidak, sadar atau tidak, Indonesia saat ini sedang dalam posisi darurat nilai-nilai pendidikan. Tentu saja bukan saja karakter peserta didik yang masih harus banyak dibenahi, tapi juga aspek-aspek negatip lainnya, yang selama ini melekat pada pendidikan di tanah air.
Dalam hal ini, maksud penulis adalah, bagaimana dunia pendidikan kita, terlebih khusus tentang prilaku-prilaku peserta didik yang sering kali terjebak pada perundungan (bullying), kekerasan seksual dan radikalisme sepertinya sudah menjadi "budaya" yang seringkali terjadi.
Wajar jika akhirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyebut ketiga aspek yang mengancam dunia pendidikan tanah air ini adalah 3 dosa yang sudah seharusnya dihapus atau diberangus.
"Buat saya ada tiga dosa. Dosa intoleransi, dosa kekerasan seksual, dan dosa bullying," ujar Nadiem di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis dikutip dari cnnindonesia.com (20/02/2020).
Penulis sepakat dengan apa yang disampaikan mantan boss Gojek ini. Betapa tidak, Â jika terus dibiarkan, bukan saja merusak masa depan bangsa, tapi menghancurkan citra dunia pendidikan itu sendiri di mata masyarakat.
Oleh karenanya, ketiga aspek yang disebut sebagai dosa besar pendidikan ini tidak bisa terus dibiarkan bersemayam di lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah.
Sebagai lingkungan yang sejatinya tempat kawah candradimuka bagi peserta didik dalam memperoleh pembelajaran ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan bersosial serta agama, sekolah selayaknya bersih dari segala rongrongan miring atau negatif.
Sebab jika tidak, dampaknya tidak saja menyasar pada peserta didik tapi juga pada lingkungan pendidikan itu sendiri, termasuk seluruh warga sekolah.
Nah, sebelum mengulik lebih jauh tentang terobosan Nadiem untuk menghapuskan 3 dosa pendidikan di sekolah, ada baiknya kita pahami dulu ketiga aspek negatif dumaksud.
1. Radikalisme
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) radikalisme dibagi dalam tiga arti yang tujuan sama, yaitu kekerasan yang menimbulkan perpecahan.
Di antara yang disebut radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, sikap ekstrem dalam aliran politik