"Maaf jangan buat saya jadi orang hina. Lebih baik bawa lagi amplop ini....!" Tegas Tino
Wajah Rahmat langsung memerah. Menahan malu dan amarah. Ia berniat segera meninggalkan tempat itu, sebelum terhenti oleh suara perempuan yang menyapa keduanya.
"Kakak, Tino....! Sedang apa kalian berdua di sini?" Perempuan ini adiknya Rahmat, bernama Lestari.
Rahmat, terutama Tino kaget dengan kemunculan Lestari. Dia tak menduga, bakal bertemu perempuan ini pada situasi tidak tepat.
"Kamu juga ngapain malam-malam ke sini dan memangnya kamu kenal dengannya?" Ketus Rahmat, sambil menunjuk ke arah Tino.
"Ya kenal lah, dia kan pacarku" jawab Lestari berseri-seri.
Rahmat melongo. Tapi, tiba-tiba dalam otaknya muncul pikiran untuk memanfaatkan hubungan adiknya dengan Tino.
Sementara Tino tak enak hati. Sama sekali tak menduga, Lestari seorang anak pengusaha yang kasusnya sedang ditangani.
"Oh kebetulan kalau gitu..!" Ucap Rahmat.
"Maksud kakak?" Lestari bingung.
"Udah sekarang duduk aja dulu....!" Tandas Rahmat.