Mohon tunggu...
Ela Junita Duwiska
Ela Junita Duwiska Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kita tidak harus menunggu datangnya inspirasi itu, kita sendirilah yang menciptakannya. Membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh seorang penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bersabarlah

27 November 2022   23:05 Diperbarui: 27 November 2022   23:11 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

BERSABARLAH... 

Aku tahu, dulu kamu sering bermimpi tuk menjadi penghafal quran, membayangkan betapa keren-nya bisa hafal 30 juz lalu membacanya dari ingatan tanpa perlu lagi melihat mushaf, juga membayangkan betapa hebatnya menghafalkan 600-an halaman berbahasa arab dan mengucapkannya dengan begitu indah dan fasih.

Saat hafalan-mu beranjak banyak: 3, 7, 10 juz, atau lebih dari itu, kamu merasa semuanya tidak semudah yang pernah dibayangkan. Bahkan, menurutmu mimpi itu semakin jauh, terlalu berat untuk diwujudkan. Celakanya lagi, keputusan 'menyerah' mulai membisik pelan dalam pikiran.

Ah, nampaknya kamu sudah keliru. Tak ada impian yang menjauh. Yang ada, kesungguhan dan tekad yang menurun dan kian melemah.

Jika rasa ini yang sedang kamu alami, maka cobalah tuk mengingat-ingat lagi, bahwa dahulu, saat kamu belum punya pijakan untuk berdiri, kamu pernah bermimpi sangat tinggi. Cita-citamu melayang ringan bagaikan anai. Sekarang, saat kamu sudah mulai berlari, mengapa tiba-tiba kamu takut tak sampai?

Jangan buru-buru menyerah. Kamu hanya sedang diuji. Seperti hujan dan badai yang datang menghantam diri, saat kamu tetap teguh menahan pijakan kaki, Allah akan hadiahkan pelangi di ujung perjuangan ini.

Allah tahu kamu sering menangis melawan penat.
Allah tahu kamu sering menyendiri sunyi dalam malam pekat.
Allah tahu kamu telah mengobarkan banyak nikmat.
Allah tahu semuanya begitu berat.
Allah pun tahu, kamu nyaris kehabisan takad.

Tapi dengarkan ini, tak ada yang bisa aku katakan kecuali bersabarlah. Bukankah kita takkan bisa merasakan indahnya cahaya, jika tak pernah tahu rasanya gelap? Bukankah kita takkan bisa menikmati istirahat, jika tak pernah tahu rasanya penat?

Ah, Allah hanya ingin, agar kelak kita tersungkur bahagia, sebab mampu merasakan nikmatnya keberhasilan, setelah mati-matian berjuang melawan lelah, yang nyaris membuat menyerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun