Mohon tunggu...
elafaNURIStiya
elafaNURIStiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa_Hobi Random

(Kiki@rt) Don't to be great to be creative, art is fun. Let's is flow to guide your talent's. Wokke😑🗿

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Nama Gunung Tambo Masih Misterius-Lumajang

9 Desember 2022   22:45 Diperbarui: 12 Desember 2022   21:40 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Gunung Tambo, Pasirian, Lumajang

Gunung Tambo menjadi icon tersendiri di kecamatan Pasirian, khususnya di desa Pasirian, Bago, dan Condro. Kedua desa ini terletak diantara gunung Tambo dan pantai Bambang. 

Diambil dari penjelasan Mbah Sari Wangsa yang bertempat tinggal di kaki gunung sebelah Barat tentang rumor gunung Tambo.

"Jare pak guruku, iku ngunu sing mikul Petruk biyen. Pikulane iku putul, sijine dadi Puncak seng diarani Puncak Rangga," (kata guru saya, dahulu itu adalah pikulan Petruk. Pikulan tersebut patah, salah satunya menjadi sebuah Puncak yang mana sekarang di namakan Puncak Rangga) ujar laki-laki renta kelahiran tahun 1937 tersebut.

Sebuah rumor yang menyebar di kalangan penduduk setempat bahwa gunung Tambo memiliki bentuk yang mirip buaya apabila dilihat dari jalan raya. Hal tersebut terjadi karena dahulu ada seekor buaya raksasa yang berperang melawan kuda Sembrani atau kuda terbang. Dalam peperangan tersebut, keduanya sama-sama gugur dan tidak di menangkan oleh pihak manapun. Buaya raksasa berubah menjadi gunung, sedangkan kuda Sembrani mati dan dikubur di puncak gunung. Rumor tersebut terus menyebar ke telinga banyak orang, bahkan beberapa orang mengaku pernah sampai ke kuburan tersebut.

Menurut penjelasan dari Mbah Sari, gunung Tambo bukan berasal dari kata Temambo yang biasa orang ceritakan. Melainkan dari awal gunung ini memang secara ghaib bernama gunung Tambo tanpa tau kejelasan siapakah yang memberi nama.

"Aku wes ono kene molai taun 1962, molai biyen gunung Tambo pancen wes di jenengi Tambo. Duduk gara-gara Temambo. Tapi gunung iki pancen dadi tembok, musibah seng kate kenek deso Iki iso wurung," (aku sudah ada disini sejak tahun 1962, dari dulu gunung Tambo memang sudah bernama Tambo. Bukan karena Temambo. Tapi gunung ini memang menjadi tembok, musibah yang melanda desa ini tidak akan terjadi) tambahnya.

Mbah Sari memiliki kisah yang berbeda dari rumor yang tersebar. Ia berkata di puncak gunung Tambo memang ada sebuah kuburan lama, namun itu bukan kuburan kuda sembrani. Secara nyata kuburan itu memang telah di temukan, namun tidak ada yang tau itu kuburan apa atau siapa. 

Keberadaan kuda terbang tersebut memang bukan mitos belaka, karena di sana masih ada bekas kandangnya. Dikisahkan dahulu ada seorang pertapa bernama Untung yang berasal dari Blitar. Ia bertapa di bekas kandang kuda terbang tersebut seumur hidup.

Namun ada juga pengalaman mistis yang pernah di alami Mbah Sari di atas gunung tersebut. Pernah suatu ketika seorang petinggi Tunjung Rejo meminta Mbah Sari mengantarnya ke puncak gunung. Mbah Sari diminta untuk menjadi penunjuk arah petinggi Tunjung Rejo tersebut beserta tentaranya. 

Mbah Sari berjalan di barisan paling depan. Ketika sampai di puncak, ia melihat ada sesuatu yang bercahaya. Setelah didekati, tiba-tiba cahaya tersebut berubah menjadi seekor macan besar. Dengan cepat Mbah Sari memanggil mereka. Namun ternyata macan tersebut menghilang dan hanya menyisakan sebuah keris setelah petinggi Tunjung Rejo dan tentaranya sampai di tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun