Sebagai pengawas di Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, saya bertanggung jawab atas pembinaan 10 sekolah dari total 41 SD yang ada. Saya, bersama tiga pengawas lainnya, menghadapi tantangan besar dalam memastikan bahwa setiap sekolah binaan mampu memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas dan berpusat pada peserta didik, terutama dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka.
a. Transformasi Peran Pengawas: Membawa Dampak Nyata di Sekolah Binaan
   Pada awal tugas saya, saya fokus pada tiga aspek penting: adaptasi wilayah, pemahaman karakter GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan), dan diagnosa permasalahan di sekolah-sekolah binaan. Hasilnya, saya menemukan beberapa tantangan utama yang dihadapi sekolah-sekolah di Kecamatan Cipanas, termasuk keterbatasan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka, perlunya peningkatan komunitas belajar, serta kebutuhan untuk mendukung kepala sekolah dalam manajemen pembelajaran.
    Sebagai langkah transformasi peran, saya menerapkan pendekatan kolaboratif dan partisipatif dalam setiap langkah pendampingan dan pembinaan. Saya tidak hanya berperan sebagai pengawas yang mengawasi, tetapi juga menjadi fasilitator dan mitra kerja bagi guru dan kepala sekolah. Strategi ini dimulai dengan melakukan workshop dan diskusi terbuka untuk membahas kendala dan potensi yang ada. Transformasi ini memberikan dampak nyata dalam beberapa aspek:
1. Peningkatan Pemahaman Kurikulum Merdeka: Dengan menyelenggarakan pelatihan intensif serta KKG (Kelompok Kerja Guru) dengan memaksimalkan peran G, pemahaman GTK tentang Kurikulum Merdeka meningkat secara signifikan. Sekolah yang awalnya ragu-ragu dalam implementasi mulai bersemangat menerapkan kurikulum ini dengan inovasi pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik.
2. Keterlibatan Kepala Sekolah: Kepala sekolah semakin aktif dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan yang lebih terarah. Mereka tidak hanya fokus pada administrasi, tetapi juga ikut terlibat dalam pengembangan program pembelajaran yang relevan bagi kebutuhan siswa.
b. Strategi Pendampingan dan Pembinaan untuk Mewujudkan Layanan Pembelajaran Berkualitas
    Dalam menghadapi tantangan implementasi Kurikulum Merdeka di 39 sekolah yang sudah berjalan serta dua sekolah yang baru memulai, saya menerapkan strategi pendampingan yang intensif dan berkelanjutan. Berikut langkah-langkah strategis yang diambil:
1. Workshop dan Pelatihan Terstruktur. Saya mengadakan workshop khusus yang dihadiri oleh seluruh kepala sekolah di Kecamatan Cipanas untuk membahas secara mendalam implementasi Kurikulum Merdeka. Fokusnya adalah pada metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Selain itu, kami mengembangkan modul dan bahan ajar yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, sehingga memudahkan guru dalam menyusun modul ajar.
2. Dari Teori ke Praktik. Pendampingan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kompetensi Guru Salah satu tantangan besar adalah memastikan kepala sekolah dapat membina guru secara efektif yaitu dengan strategi tidak lagi memaparkan tori-teori tetapi langsung praktik. Melalui kunjungan berkala ke sekolah-sekolah binaan, saya memberikan bimbingan langsung terkait manajemen kelas, pengembangan materi ajar, dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Dalam bimbingan pengembangan materi ajar/ modul ajar stratesgi yang dilakukan tidak lagi memaparkan teori-teori namun praktik langsung, contohnya bagaimana merancang modul ajar dengan cara langsung menganalisis modul ajar yang diunduh dari PMM apakah modul ajar tersebut sudah berdiferensiasi, memuat budaya positif dan atau pembelajaran sosial emosional.
3. Monitoring dan Evaluasi Secara Berkala. Dalam setiap tahapan implementasi, saya melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Hasil dari evaluasi ini digunakan untuk refleksi dan perbaikan program. Misalnya, dalam satu kasus, ada beberapa sekolah yang belum optimal dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dari hasil evaluasi tersebut, saya kemudian merancang program khusus untuk sekolah-sekolah tersebut, melibatkan diskusi mendalam dengan para guru dan kepala sekolah untuk mengidentifikasi kendala spesifik yang dihadapi.