Saatnya bagi Indonesia untuk mengukir sejarah sebagai Pemegang Presidensi G20 tahun 2022 ini.
Â
Sebagaimana diketahui bahwa awal mula pembentukan G20 dilatarbelakangi oleh kekecewaan komunitas internasional terhadap kegagalan G7 dalam mencari solusi terhadap permasalahan perekonomian global yang dihadapi saat itu.Â
Lebih jauh, G20 juga merupakan forum ekonomi utama dunia yang memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia.
Sebagai Pemegang Presidensi G20 tahun 2022 ini, tentu saja akan banyak manfaat bagi ekonomi dan keuangan negara Indonesia
Dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa gelaran G20 akan menciptakan kontribusi sebesar US$ 533 juta atau sekitar Rp7,4 triliun pada PDB Indonesia.
Lebih lanjut, Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan bahwa peningkatan konsumsi domestik hingga mencapai Rp1,7 triliun.
Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta - 3,6 juta dan juga 600 ribu - 700 ribu lapangan kerja baru ditopang dengan kinerja bagus sektor kuliner, fashion dan kriya.
Karena menurutnya, rangkaian kegiatan G20 di Indonesia akan melibatkan UMKM dan menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit, yaitu sekitar 33.000 orang.
G20 adalah momentum menunjukkan hasil reformasi struktural, antara lain dengan UU CIpta Kerja, untuk meningkatkan kepercayaan investor global.
Kemudian Menteri Koprasi dan UKM Teten Masduki, ia menyebut bahwa Presidensi G20 akan mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, karena 80% investor global berasal dari negara-negara G20.
Menurutnya, Indonesia akan berperan dalam mendesain kebijakan pemilihan ekonomi dunia, yang nantinya akan membuat ekspor akan tumbuh tinggi.
Sedangkan menurut Gubernur BI Perry Warjiyo pemulihan ekonomi dunia dan domestik meningkatkan konsumsi masyarakat, investasi dan kegiatan ekspor-impor yang tumbuh pesat, yang berdampak pada penerimaan pajak tumbuh 18 persen lebih, bea cukai tumbuh lebih dari 24 persen, dan penerimaan PNPB tumbuh lebih dari 23 persen.
Yang perlu diketahu juga, G20 tidak memiliki Sekretariat permanen. Dalam proses dan sistem kerjanya, G20 memiliki tuan rumah (Presidensi) yang ditetapkan secara consensus pada KTT berdasarkan sistem rotasi kawasan dan berganti setiap tahunnya.Â
Untuk memastikan bahwa seluruh pertemuan G20 setiap tahunnya lancar, Presidensi tahun berjalan beserta presidensi sebelum dan presidensi selanjutnya (disebut Troika) secara intensif melakukan koordinasi kesinambungan agenda prioritas G20.
Demikian dampak positif Presidensi G20 2022 bagi ekonomi dan keuangan Indonesia. Suksesnya event G20 yang Indonesia sebagai tuan rumahnya, tentu saja menjadi harapan terbesar untuk saat ini.
Referensi:
https://sherpag20indonesia.ekon.go.id