Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Rindu Ayah

9 November 2017   11:01 Diperbarui: 9 November 2017   11:08 4360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore itu, ada gumpalan awan hitam berarak

Saling kejar menuju suatu peraduan

Atap langit terlihat menjadi kelam

Seketika itu alampun menjadi suram

Perlahan jatuh rintik hujan menjarum

Tetesannya mengetuk ngetuk daun jendela

Kutatap lekat diujung rintik

Hempasan tetesannya melambungkan anganku

Ayah...kurindu dikau

Rindu peluk dan canda tawamu lagi

Cerita hangatmu selalu terngiang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun