Akhirnya koran Kompas edisi khusus 60 tahun pesanan saya sampai juga di tangan. Setelah saya baca seharian baru sekitar 70 persenan yang bisa saya katamkan. Malamnya saya bawa koran itu ke pos kamling. Mau saya selesaikan membacanya sambil meronda.
Sudah ada Sastro Carik dan Ngatimin Dingklik. Satemo Dokar bilang mau gabung setelah mengantar istrinya membeli obat di apotik Sumber Waras. Ngatimin Dingklik yang bilang begitu.
"Ini koran yang saya tunggu-tunggu dari kemarin Pak Min," kata saya kepada Ngatimin Dingklik.
"Lho lak akhirnya datang juga to Pak Estu."
"Ada berita apa Pak Estu?" tanya Sastro Carik.
"Wah macem-macem isinya. Edisi khusu je. Edisi khusus ini berisi berita, artikel, cerpen dan foto-foto sejak Kompas lahir tahun 65 sampai sekarang."
"Walah, mathuk thok. Mantabek itu. Boleh nunut baca mboten?" tanya Ngatimin Dingklik sambil megang-megang ujung koran. Mencoba membaca judul artikel yang tercetak di sana.
"Ya boleh to Pak Min. wong pinjam mbaca saja lho kok gak boleh. Tapi bagian yang sudah saya baca ya. Saya mau neruskan yang belum saya baca."
Saya memilah halaman-halaman koran yang sudah saya baca dan menyerahkan kepada Ngatimin.
"Monggo"