Mohon tunggu...
Eko Windarto
Eko Windarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Esainya pernah termuat di kawaca.com, idestra.com, mbludus.com, javasatu.com, pendidikannasional.id, educasion.co., kliktimes.com dll. Buku antologi Nyiur Melambai, Perjalanan. Pernah juara 1 Cipta Puisi di Singapura 2017, juara esai Kota Batu 2023

esai

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perspektif Mulat Sarira Dipandang dari Serat Centini

25 Januari 2024   15:33 Diperbarui: 25 Januari 2024   15:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Eko Windarto

Dalam Serat Centhini, mulat sarira memiliki makna sebagai pencarian jati diri atau pekerjaan diri. Sarira adalah tubuh dan mulat berarti mencari atau mencari-cari. Jadi, mulat sarira dalam Serat Centhini bukan hanya sekedar pencarian jati diri, tapi juga pencarian pekerjaan diri, untuk menemukan tujuan hidup dan kehidupan yang sebenarnya.

Perspektif mulat sarira dalam Serat Centhini tidak dapat disederhanakan menjadi satu pandangan yang konkret karena sangatlah kompleks dan melibatkan banyak faktor. Namun, ada beberapa pengertian yang dapat kita ambil dari perspektif mulat sarira yang ada dalam Serat Centhini.

Pertama-tama, mencari jati diri adalah proses yang panjang dan susah, dan sering kali melibatkan banyak pengalaman hidup dan perenungan diri, seperti yang dijelaskan dalam Serat Centhini. Untuk mencari jati diri, orang harus meninggalkan ego dan aspirasi mereka serta harus mengenali kekurangan yang mereka miliki. Dalam proses tersebut, orang harus bersedia untuk membuka hati dan pikirannya dan mencari ke bijaksanaan para pakar.

Kedua, perspektif mulat sarira dalam Serat Centhini menunjukkan bahwa prosesnya melibatkan banyak orang, melalui interaksi dan hubungan yang dibangun melalui jaringan sosial dan melalui para gurunya. Dalam mencari jati diri, orang dapat belajar tidak hanya dari pengalaman pribadi, tapi juga dari orang lain. Oleh karena itu, Sarira di Serat Centhini melibatkan banyak orang dalam proses mencari tujuan hidup dan kehidupan yang sebenarnya.

Ketiga, mencari jati diri juga melibatkan kepercayaan pada Tuhan dan keyakinan. Dalam Serat Centhini, Sarira dianggap sebagai wahana yang diisi dengan roh manusia yang harus dipelihara dan dimurnikan oleh kita. Maka dari itu, selama proses mencari jati diri, individu harus menyebut nama Tuhan untuk meminta petunjuk dan bimbingan-Nya.

Dalam kesimpulannya, perspektif mulat sarira dalam Serat Centhini menunjukkan bahwa mencari jati diri melibatkan proses yang kompleks yang melibatkan banyak faktor, termasuk interaksi sosial, pengetahuan dari orang lain, dan percaya pada Tuhan. Oleh karena itu, orang yang berusaha mencari jati diri harus bersabar dan tekun dalam mengeksplorasi seluruh aspek hidup mereka, agar dapat mencapai tujuan hidup yang diidamkan.

Sekarputih, 28122023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun