Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tidak Ada Jaminan dari Penjamin

17 Januari 2020   05:25 Diperbarui: 17 Januari 2020   05:28 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam bahasa agama, semua di dunia ini fana. Tidak ada yang abadi. Semua akan sirna pada waktunya. Kekuatan manusia terbatas. Lemah. Hanya bisa berusaha dan Allah SWT. yang berkuasa. Bukan hanya sekali, tetapi berulangkali 'kekuatan' manusia berusaha membendung kehendak Tuhan.

Lihat betapa hebatnya kapal pesiar Titanic, hingga para pembangunnya berucap, "Tidak akan ada yang mampu menenggelamkannya!" Nyatanya dalam pelayaran pertama, Tuhan hanya mengirimkan sebongkah gunung es, dan kapal itu karam dalam pesiar perdana.

Kemudian kini berkembang, jasa pengawetan jasad. Dibekukan. Agar suatu saat bisa dihidupkan kembali. Ketika ada teknologi yang bisa membangkitkan orang mati. Agar abadi.

Padahal Tuhan telah mengabarkan, setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kemudian dibangkitkan kembali, bukan untuk menikmati hidup di dunia, melainkan di akhirat. Untuk menerima hisab. Penghitungan atas segala sikap dan perbuatan di dunia.

Kini, asuransi menjadi trending topik. Ketika muncul Kasus Jiwasraya Asabri. Tetapi di negeri ini, kehebohan akan terhenti sendiri pada waktunya. Tak peduli apakah ia akan menemui keadilan. Atau sekedar jalan keluar dalam deal-deal tak beraturan.

Kini media gencar, sebelum akhirnya meraka terdiam. Bisu dan gemetar. Karena tak sanggup menerima tekanan.

Seperti Century, Jiwasraya dan Asabri akan 'indah' pada waktunya. Semua tertidur dalam mimpi. Bailout menjadi solusi. Yang penting uang nasabah kembali. Atau sekedar agar mereka tak bernyanyi.

Soal sumber uang bisa dicari lagi. Toh sebagian besar penduduk negeri ini tak tahu persis bagaimana uang diolah para ahli. Keluar berapa, masuk berapa terserah. Catatan bisa dibuat seindah mungkin. Begitulah.

Kasus Jiwasraya Asabri, yang penting ada tersangka, entah seberapapun perannya. Mereka cukup untuk menjadi limpahan atas kesalahan dan kegagalan. Dan publik mahfum, diam. Terpenting menjadi catatan: "Jaminan paling menjamin adalah dari Tuhan, maka berdoalah."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun