Mohon tunggu...
Eko Triyanto
Eko Triyanto Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sejarah

Penjaga akun twitter @ekosangpencerah, bercita-cita punya perpustakaan buku-buku lawas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lagi, Indonesia Miliki Guru Besar Sosiologi

12 Desember 2019   21:18 Diperbarui: 12 Desember 2019   21:16 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari ini, Kamis (12/12) Dr. Haedar Nashir, M.Si resmi dikukuhkan menjadi Guru Besar Sosiologi. Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut sebenarnya telah menerima penetapan sejak Oktober lalu. 

Pengukuhannya harus mencari momentum yang tepat. Dalam pidato pengukuhannya, Haedar Nashir mengulas tentang moderasi yang ada di Indonesia.

Menurut Haedar, moderasi sebetulnya telah menjadi warisan dari nenek-moyang bangsa Indonesia. Sehingga sudah sepantasnya terus untuk dijaga dan diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Munculnya tindakan radikal bahkan teror selama ini sering dikaitkan dengan agama tertentu. Padahal sebetulnya sikap demikian berasar dari pemaknaan yang keliru atas ajaran suatu agama. Sehingga tidak ada hubungan secara langsung antara ajaran agama dengan perilaku radikal dan tindakan teror.

Dengan pengukuhan tersebut, maka Guru Besar Sosiologi di Indonesia bertambah. Lalu siapakah Guru Besar Sosiologi pertama di Indonesia? Ia adalah Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Selo Soemardjan. Guru Besar Universitas Indonesia yang sering dijuluki Bapak Sosiologi Indonesia ini lahir pada 23 Mei 1915 di Yogyakarta. Tepatnya di daerah Ngasem, di sebelah timur Keraton Yogyakarta.

Semasa hidup, ia dikenal sebagai sosok yang gesit, berintegritas dan berkomitmen tinggi. Maka meskipun sudah purna tugas, ia tetap bersedia mengajar di UI. Satu hal lagi yang banyak dikenang dari sosok Selo Somardjan yakni kepintarannya dalam bercerita dengan bumbu cerita lucu. Selain mengajar, ia sempat pula menjadi sekretaris Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Raja Kasultanan Yogyakarta.

Alumnus Cornell University Amerika Serikat tersebut wafat pada 2003 lalu. Meski lama tinggal di Jakarta, jenazahnya kemudian diterbangkan ke Yogyakarta. Setelah disemayamkan di Masjid Kuncen, jenazah kemudian dikebumikan di Makam Kuncen.

Semoga, Prof. Dr. Haedar Nashir, yang hari ini menjadi guru besar kesekian dalam bidang Sosiologi dapat meneruskan cita-cita dan perjuangan Bapak Sosiologi Indonesia tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun