Mohon tunggu...
Eko S Nurcahyadi
Eko S Nurcahyadi Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis, Pegiat Literasi, aktivis GP Ansor

Aktivis di Ormas, Pegiat Literasi, Pendididikan di Pesantren NU, Profesional Muda

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Sarung di Bawah Jok Motor Elba

14 Mei 2020   23:54 Diperbarui: 14 Mei 2020   23:59 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarung bawah jok dok Eko S Nurcahyadi

Ada kalanya Elba ingin pulang ke pangkuan ibunya di Pacelukan sana sebuah dusun nun jauh di pelosok kabupaten Temanggung yang masih polos dengan adat istiadat dan petuah tetuanya.

Kerinduan pada ayah dan ibunya mengantarkannya pada satu mimpi di tidur malamnya. Dalam mimpinya itu seakan ayahnya sangat ingin bertemu dengan Elba. Kesan dalam mimpi itu begitu dalam menghunjam hatinya hingga terlihat jernih tanpa kehadiran bayang-bayang lain.

Di hari libur mingguan itu pun Elba mudik dengan menumpang bus Maju Makmur jurusan Semarang - Purwokerto yang melewati jalur tengah Temanggung, Wonosobo kemudian Banjarnegara. Sampai di pertigaan Maron bus berhenti menurunkan beberapa penumpang satu diantaranya Elba yang langsung dijemput oleh kernet angkutan pedesaan jurusan Kandangan. 

Elba pun tanpa banyak pertimbangan masuk colt T 120 SS bercat merah mobil angkutan jalur 2 jurusan Temanggung - Kandangan - Malebo.
Setelah melewati jembatan Jengkeling Alba berseru sambil mengulurkan uang recehan ongkos angkut pada kernet, "Pak turun perempatan Jengkeling ya". 

Kernet minibus angkutan desa itu pun menjawab singkat "Oh ya mas".

Tak lama kemudian sopir angkutan pedesaan itu menginjak pedal rem sesampai di perempatan Jengkeling perhentian terakhir menuju kampung halaman Elba di dusun Pacelukan, desa Wadas kecamatan Kandangan wilayah kabupaten Temanggung. Sebuah dusun yang asri, suasanya damai, penduduknya taat beribadah dan masih banyak warganya yang mewajibkan anak-anaknya untuk mengaji setiap hari.

Sesampai di teras rumak Elba mengetuk pintu sambil berseru "Emak! Bapak!" Tanpa ucapan salam karena memang walaupun dusun berkultur santri tetapi lafal salam hanya diucapkan di awal sambutan pada forum-forum resmi. Kalau mengetuk pintu orang lain lafalnya memakai salam tradisional bunyinya kula nuwun. Itulah andap asor- nya masyarakat dusun santri  tidak serta merta mengarabkan semua kosa kata harian mereka.

"Eeh Elba emak kangen banget" reaksi spontan ibu Elba mendapati kepulangan anak pertamanya.

"Kok lama sekali gak pulang to le, apa tidak kangen sama emakmu ini?" begitu gerutu ibunya sebelum melepaskan pelukannya.

"Maafkan Elba Mak, lama gak pulang" sahut Elba menanggapi memelasnya ibu tercintanya.

"Mau nginep rumahmu ini to le?" pinta ibu Elba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun