Mohon tunggu...
Eko S Nurcahyadi
Eko S Nurcahyadi Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis, Pegiat Literasi, aktivis GP Ansor

Aktivis di Ormas, Pegiat Literasi, Pendididikan di Pesantren NU, Profesional Muda

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Hitech Vs Hitouch di Era Rezim Google dan Facebook

6 Desember 2019   10:03 Diperbarui: 7 Desember 2019   22:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dokumen pribadi

Sebagai dua raksasa data komunitas digital dunia Google dan Facebook telah sanggup merekam dan menyimpan data hampir seluruh penduduk bumi. Tak hanya itu segenap data perilaku hasil interaksi penduduk dunia melalui registrasi akun media sosial utamanya juga terekam dengan baik dalam server raksasa dunia kedua raksasa informasi tersebut.

Perkembangan teknologinya dan inovasinya yang tergolong sangat cepat meninggalkan perusahaan-perusahaan sejenis lainnya. Kemajuan kemampuan olah data elektronik kedua kampiun teknologi 4.0 tersebut sangat canggih karena ditunjang oleh sistem komputasi digitally algoritmic yang sangat kompleks. Basis pemrosesan data di seluruh dunia dilakukan di mesin pemroses kedua perusahaan tersebut dengan kecepatan tinggi.

Bisa dibayangkan betapa satu dua generasi manusia di planet bumi ini data personal lengkap dengan catatan perilakunya dimiliki dan dikuasai oleh kedua korporasi data tersebut. Penguasaan atas data nyaris semua populasi manusia di dunia tersebut bahkan melampaui otoritas politik dan otoritas ekonomi manapun.

Google dan Facebook pada akhirnya akan menjadi platform raksasa kembar yang akan menyentuh semua aspek kehidupan personal dan sosial segenap umat manusia. Keduanya bermain terutama di bisnis informasi pada sektor hulu yang tanpa pesaing. Sedangkan untuk sektor hilir keduanya tetap dominan walaupun masih berbagi dengan pelaku bisnis data yang lain.

Lanskap Baru Ekonomi-Bisnis

Hadirnya teknologi digital dengan harga murah menandai era baru yang berdampak langsung dan merombak struktur penguasaan nilai-nilai. Situasi itu segera disusul terjadinya revolusi pada kontruksi bisnis dan ekonomi global. Penguasa ekonomi konvensional segera tersingkir dari arena permainan. Perombakan kontruksi bisnia dunia merambah mulai sektor manufaktur, distribusi, ritel dan jasa.

Melimpahnya informasi menjadikan sistem ekonomi pasar mendekati kondisi ideal sebagaimana dalam teori pasar sempurna. Produsen dan konsumen sama-sama memiliki akses informasi atas produk dalam jumlah yang jauh dari mencukupi untuk memastikan terjadinya transaksi yang fair (adil) dan rasional.

Makin efisiennya kerja mesin pencari (search engine) membawa konsekuensi brand-brand kuat tak lagi aman dengan posisi tradisionalnya sebagai pemimpin pasar. Beberapa diantaranya sudah tenggelam ditelan sejarah setelah beberapa waktu lamanya menguasai pasar. Tiga dekade lalu Motorola dan Ericson menjadi pelopor teknologi nirkabel menjadi pemain utama industri telepon genggam sebelum posisinya diambil alih Nokia yang hadir dengan fitur-fitur tambahan.

Tak lama kemudian Nokia yang terlena sebagai produsen dengan bagian terbesar pasar telepon seluler mendapat pukulan telak dengan munculnya Black Berry yang menawarkan fitur lebih smart. Tak sampai sepuluh tahun perusahaan yang mengandalkan fitur black berry massanger (BBM) harus ditutup setelah merajalelanya smartphone berbasis android yang mengawali era baru bersosmed.

Persaingan pasar smartphone bahkan lebih seru hingga nyaris tak ada lagi merk yang dominan. Kalaupun merk tertentu sempat menjadi pilihan terbanyak konsumen itu terjadi tidak lama dan tidak merata di semua wilayah. Kondisi itu terjadi karena murah dan gampangnya akses informasi atas spesifikasi dan level mutu produk melalui cuitan testimoni para netizen yang berfungsi jadi influencer bagi konsumen milenial.

Selain Samsung nama-nama baru dengan cepat juga berkibar di pasar telepon pintar dunia seperti Xiaomi, OPPO dan VIVO. Berkat memasyarakatnya menghancurkan market share (bagian pasar) brand-brand legendaris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun