Mohon tunggu...
Eko Ardianto
Eko Ardianto Mohon Tunggu... Guru

Saya adalah orang yang pantang menyerah. Prinsip hidup saya adalah berjuang tanpa batas. Hidup itu harus terus berjalan walaupun jatuh-bangun. Setiap terjatuh akan ada kesempatan untuk bangun kembali. Hobby saya berenang, lari-lari pagi, memancing dan bermain badminton. Saya suka dengan membaca dan menulis karena dengan membaca dan menulis akan membuat diri kita semakin bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hewan cantik dengan cangkang keras.

9 Februari 2025   07:01 Diperbarui: 9 Februari 2025   04:20 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bekicot atau siput yang keluar dari cangkangnya. (Kang_Eko)

Hai sobat Kang_Eko yang berbahagia, 

Tahukah sobat tentang hewan yang satu ini? Yang memiliki cangkang keras dan melekat pada tubuhnya? Hewan ini bergerak sangat lambat dibandingkan dengan hewan lainnya. Namun, hewan ini dapat dijadikan objek pembelajaran yang menarik minat siswa di sekolah. Ya, hewan ini adalah bekicot atau siput. 

Sobat,

Bekicot atau siput adalah hewan moluska yang dikenal dengan cangkang keras yang melindungi tubuhnya. Meskipun cangkang ini menjadi rumah bagi siput, hewan ini dapat keluar dari cangkangnya untuk bergerak, mencari makan, atau merespons lingkungan sekitar. Cangkang tersebut berfungsi sebagai pelindung dari predator dan kondisi cuaca ekstrem, namun siput tidak sepenuhnya bergantung pada cangkangnya untuk bertahan hidup. Kemampuan siput untuk keluar dari cangkangnya menunjukkan adaptasi yang menarik, di mana hewan ini dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa kehilangan identitasnya sebagai makhluk bercangkang. 

Sobat,

Dalam konteks pembelajaran di Sekolah Dasar, siput dapat menjadi contoh yang menarik untuk mengajarkan konsep adaptasi dan kelangsungan hidup makhluk hidup. Guru dapat menggunakan siput sebagai objek observasi untuk menjelaskan bagaimana hewan-hewan beradaptasi dengan lingkungannya. Misalnya, siswa dapat diajak mengamati bagaimana siput merespons cahaya, kelembapan, atau sentuhan, serta memahami mengapa cangkangnya penting bagi kelangsungan hidupnya. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang biologi, tetapi juga melatih keterampilan observasi dan berpikir kritis. 

Sobat,

Selain itu, siput juga dapat dikaitkan dengan pelajaran tentang tanggung jawab dan perlindungan. Siswa dapat belajar bahwa setiap makhluk hidup, termasuk siput, memiliki peran dalam ekosistem dan perlu dilindungi. Guru dapat mengajak siswa untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi siput, seperti membuat kebun kecil atau area observasi di sekolah. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang sains, tetapi juga mengembangkan rasa empati dan tanggung jawab terhadap alam sekitar. Dengan demikian, siput menjadi alat pembelajaran yang efektif untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai kehidupan. Itulah beberapa informasi yang dapat Kang_Eko rangkum dan sampaikan. Semoga menambah khazanah keilmuan dan bermanfaat bagi semuanya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun