Ekonomi kreatif telah menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan laporan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sektor ini mencakup 17 subsektor seperti aplikasi, desain produk, fesyen, film, musik, kuliner, hingga kriya yang memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional serta penyerapan tenaga kerja. Sektor ini bukan hanya menghadirkan nilai ekonomi, tetapi juga nilai sosial dan budaya yang memperkuat identitas bangsa Indonesia di era digital (Kemenparekraf, 2023).
Namun, di tengah pesatnya pertumbuhan industri kreatif, tantangan koordinasi, pendataan, dan kolaborasi antar pelaku usaha menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, diperlukan sistem digital yang mampu menghubungkan seluruh elemen ekosistem kreatif secara terintegrasi. Salah satu inisiatif yang muncul untuk menjawab tantangan tersebut adalah EKRAF Hub.
Apa Itu EKRAF Hub?
EKRAF Hub merupakan platform digital yang dikembangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) sebagai wadah pendataan, fasilitasi, dan kolaborasi bagi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Melalui situs resmi hub.ekraf.go.id, pengguna dapat melakukan registrasi pelaku kreatif, komunitas, maupun lembaga pendukung, serta mengakses informasi seputar program, event, pelatihan, dan pendanaan yang disediakan pemerintah.
Platform ini hadir sebagai solusi terhadap minimnya data terintegrasi mengenai pelaku ekonomi kreatif di berbagai daerah. Dengan sistem yang terstandarisasi, pemerintah dapat memetakan potensi ekonomi kreatif, mendorong sinergi antarpelaku, serta menciptakan kebijakan berbasis data. Sebagaimana dijelaskan oleh Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, digitalisasi melalui platform seperti EKRAF Hub menjadi langkah penting dalam memperkuat kolaborasi dan memperluas jejaring pelaku industri kreatif nasional maupun global (Antaranews, 2024).
Fungsi dan Manfaat EKRAF Hub
EKRAF Hub memiliki berbagai fitur strategis yang mendukung kebutuhan pelaku ekonomi kreatif. Beberapa di antaranya adalah:
- Registrasi dan Verifikasi Data Pelaku Ekraf: membantu memastikan keabsahan pelaku usaha dan komunitas.
- Pemetaan Potensi Ekonomi Kreatif: menampilkan data sebaran subsektor dan potensi daerah.
- Etalase Produk dan Karya:Â memperluas jangkauan pemasaran pelaku kreatif ke skala nasional bahkan internasional.
- Agenda Kreatif: memberikan informasi terkini mengenai pameran, workshop, lomba, dan pelatihan.
- Fasilitasi dan Kolaborasi: menjadi penghubung antara pelaku kreatif, lembaga pendanaan, dan pemerintah daerah.
Menurut riset (Hidayat dkk, 2024) dalam Jurnal Fokus Manajemen, digitalisasi sistem ekonomi kreatif melalui platform terintegrasi seperti EKRAF Hub mampu meningkatkan efektivitas kolaborasi dan mempercepat inovasi lintas sektor, terutama dalam subsektor kreatif berbasis teknologi (journal2.uad.ac.id).
Dampak EKRAF Hub terhadap Ekosistem Ekonomi Kreatif
Melalui EKRAF Hub, pelaku kreatif kini memiliki akses yang lebih luas terhadap berbagai peluang peningkatan kapasitas dan jejaring bisnis. Program seperti Creative HUB Networking, Pendaftaran Event Kreatif, dan Pemetaan Potensi Ekraf Daerah memberikan ruang bagi pelaku di daerah untuk berpartisipasi aktif tanpa harus terhambat oleh jarak geografis.
Selain itu, data yang dikumpulkan dari EKRAF Hub membantu pemerintah dalam membuat kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy), seperti pemberian insentif, pembiayaan, hingga pembentukan pusat inkubasi kreatif di berbagai provinsi.Â
Contohnya, kegiatan EKRAF Hunt 2025 yang dipublikasikan oleh Antara Mataram memperlihatkan bagaimana platform digital digunakan untuk menjaring karya kreatif dari seluruh Indonesia dan mempromosikannya ke pasar global (Antaranews Mataram, 2025).
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski memiliki banyak manfaat, implementasi EKRAF Hub masih menghadapi sejumlah tantangan. Tantangan utama meliputi keterbatasan literasi digital, akses internet di daerah terpencil, serta partisipasi komunitas lokal yang belum merata.
Penelitian oleh Suryana & Hakim (2023) dalam Social Journal of East South Institute menyoroti bahwa literasi digital menjadi faktor kunci dalam pemberdayaan komunitas kreatif berbasis lokal. Tanpa peningkatan kemampuan digital, potensi kolaborasi dan inovasi di sektor ekonomi kreatif akan sulit berkembang optimal (sj.eastasouth-institute.com).
Harapannya, ke depan EKRAF Hub tidak hanya berfungsi sebagai portal informasi, tetapi juga sebagai ekosistem digital yang adaptif dan inklusif, di mana pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat dapat berinteraksi secara dinamis. Penguatan infrastruktur digital serta integrasi data antar kementerian juga menjadi kunci agar platform ini terus berkembang secara berkelanjutan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, EKRAF Hub merupakan langkah konkret pemerintah dalam membangun sistem digital yang mendukung pertumbuhan ekosistem ekonomi kreatif Indonesia. Platform ini tidak hanya memudahkan proses pendataan dan kolaborasi, tetapi juga mendorong sinergi antarpelaku industri kreatif dari berbagai subsektor.
Dengan penguatan infrastruktur, peningkatan literasi digital, serta dukungan kebijakan yang adaptif, EKRAF Hub berpotensi menjadi fondasi utama menuju ekonomi kreatif berbasis digital yang inklusif, inovatif, dan berdaya saing global. Transformasi digital semacam ini menunjukkan bahwa ekonomi kreatif bukan hanya tentang ide dan kreativitas, tetapi juga tentang sistem yang mampu menghubungkan potensi lokal dengan peluang global.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI