Sudahkah anak anak anda mengenal celengan? Jika belum, segera perkenalkan celengan kepada mereka. Kenapa? Karena celengan adalah wujud pembelajaran Finansial kepada anak anak sejak dini. Penasaran? Mari kita kupas bagaimana asal usul sejarah Celengan, apa filosofinya dan apa makna Pembelajaran Finansial nya. Semoga tulisan ini menginspirasi Kita Semua.
Sejarah Asal Usul Celengan
Pernahkah mengunjungi Musium Nasional di Jakarta? Pernah melihat salah satu koleksi Berikut :
Ini adalah Foto celengan hasil dari penggalian di situs Trowulan yang merupakan Ibukota Kerajaan Majapahit. Kok Rusak dan Pecah? Sesuai tradisi celengan, untuk mengambil isinya, celengan tembikar haruslah dipecah. Jadi Wajar jika artefak celengan yang ditemukan tersebut dalam kondisi Pecah.
Bagaimana Penjelasan Celengan di Jaman Majapahit ? Tepatnya dimulai antara tahun 1293--1500. Kerajaan Majapahit saat itu mengalami peningkatan kemakmuran berkat sektor nonpertanian. Di wilayah ini sebenarnya sudah ada uang koin emas dan perak. Akan tetapi, jual-beli menuntut adanya pecahan dengan nominal lebih kecil lagi. Akhirnya imporlah uang kepeng dari Tiongkok.
Nah, orang-orang kala itu menyimpan dan mengumpulkan uang recehan ke dalam benda yang terbuat dari bahan tanah liat dan berbentuk babi (celeng). Mengapa harus celeng? Bentuk ini dipilih karena sifatnya yang gemuk, berbadan subur, dan pemakan segala. Intinya beberapa orang meyakini babi atau celeng adalah simbol kemakmuran.
Celengan tidak harus berasal dari tembikar dan berwujud Celeng atau babi. Apapun wujud celengan, apakah dari bahan plastic atau logam, baik berwujud ayam, Sapi atau kucing doraemon, sepanjang fungsinya untuk menabung maka disebut sebagai celengan.
Kesimpulannya, Celengan adalah kearifan lokal bangsa ini dalam pembelajaran finansial, apakah ini menurut anda adalah hal Kuno yang tidak layak diajarkan pada anak anak jaman Now? Pendapat anda ini salah. Berikut kita bahas Filosofinya.
Makna Filosofi di Dalam Celengan
Celengan adalah wujud hewan berbentuk celeng atau babi. Bagaimana sih prilaku babi itu? Babi adalah hewan yang serakah yang makan sembarangan. Apapun akan diembatnya. Secara filosofi mengambarkan orang yang serakah dalam mengumpulkan harta. Setelah terkumpul apa yang terjadi? Celengan akan dipecah. Artinya orang serakah akan hancur.
Sebaliknya, jika mengumpulkan secara tahap demi tahap seperti filosofi nyelengi, maka    dalam mengumpulkan harta itu jangan seperti babi, tapi bertahap seperti nyelengi. Setahap demi setahap. Disinilah makna anti serakah ditanamkan sejak dini sehingga tumbuh anak anak yang anti korupsi. Mereka akan sabar dalam berusaha, tetap tangguh dan jujur dalam perjuangan hidup dimasa mendatang.