Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Peran dalam Teatrikal Reenactor

6 Juni 2018   12:49 Diperbarui: 6 Juni 2018   12:53 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reenactor sebagai kegiatan Historical Reenactment dalam membuat sebuah sesi pengambilan gambar baik foto atau video juga mempertimbangkan faktor seni peran dari apa yang ingin dibangun, yaitu suasana reka ulang yang semirip mungkin dengan kejadian pada masanya.

Apa Saja Unsur Seni Peran yang ada dalam kegiatan Reenactor? Yuk kita telusuri lebih Jauh sebagai berikut.

1. LAKON

Sebelum membuat sesi pengambilan gambar atau drama teatrikal, perlu dibuat pemahaman,"Iki Lakone Nopo Pak Dalang?" Dalam sebuah teks sejarah tercatat sebuah kejadian. Misal tentang kejadian Gugurnya Mayor Hamid Rusdi di Tlogowaru Malang Pada Tahun 1949. Dalam kisah tersebut ada tokoh yang melakoni, Yaitu Mayor Hamid Rusdi. 

Lakon merupakkan istilah lain untuk kata 'melakukan'. Lakon ini merupakan kata kerja. Dimana seseorang melakukan atau melakoni cerita yang dilakukan oleh sorang tokoh. Dalam seni peran dan hubungannya dalam sebuah cerita, lakon memiliki kedudukan sebagai nyawa, nafas atau ruh dalam menjalin hubungan cerita melalui tokoh atau peran yang dibawakan seorang pemeran.

Seorang yang melakoni sebuah karakter harus memiliki gudang improvisasi.  Biasanya Improvisasi para reenactor merupakan ciptaan spontan yang dilakukan seorang aktor ketika bermain peran. Tidak hanya dalam seni teater saja bagi seorang aktor melakukan improvisasi, tetapi juga dalam seni lain seperti drama, termasuk dalam kegiatan Reenactor. Dalam Istilah Reenactor Improvisasi ini kerap disebut Impresi.

2. Penokohan dan Perwatakan

Penokohan dalam seni peran dibagi menjadi beberapa kedudukan dan tokoh atau peran. Diantaranya, protagonis, antagonis, deutragonis, foil, tetragnis, confident, raisonneur dan Utillity. Beberapa diantara kalian mungkin mengenal beberapa istilah di atas, berikut penjelasannya

Protagonis adalah tokoh utama dalam sebuah cerita. Kadang, pemeran utama disbut juga sebagai Tokoh putih. Kedudukan tokoh utama ini paling penting di dalam sebuah cerita karena dia memainkan cerita dari awal hingga mempunyai peristiwa dan mengalamai konflik, menyelesaikannya hingga menemukan sebuah ending atau akhir dari cerita.

Antagonis merupakan lawan dari tokoh utama. Tokoh antagonis ini tidak kalah pentingnya dengan Protagonis tadi. Karena bagaimanapun Antogonis memiliki peran besar dalam konflik sebuah cerita dan membuat cerita lebih menarik. Berkebalikan dengan protagonis juga, antagonis ini kadang disebut sebagai tokoh hitam. Kekuatan antara antagonis dan protagonis ini sama sehingga konflik dalam cerita terus mengalir.

Deutragonis adalah tokoh yang berpihak kepada tokoh utama. Dalam perannya, aktor yang memerankan peran ini membantu tokoh utama dalam menyelesaikan konflik atau sebagai pemberi saran. Tetapi tetap kedudukannya ada di bawah tokoh utama.

Foil adalah tokoh yang berpihak kepada Antagonis. Sama halnya seperti Deutragonis, Foil juga turut membantu Lawan dari tokoh utama untuk melancarkan tujuannya. Saran yang diberikan Foil ini cenderung lebih memperburuk karakter antagonis, sehingga konflik juga dapat berkembang dari hubungan keduanya.

Tetragonis adalah tokoh yang netral atau tidak memihak pada pihak manapun. Perannya selalu memberikan saran dan masukan positiv pada tokoh utama dan lawannya tanpa memihak pihak manapun sehngga konflik dapat terurai.

Confident merupakan tokoh yang menjadi tempat pengutaraan maksud dari si tokoh utama.

Rasionneur merupakan tokoh yang menjadi corong bicara pengarang kepada penonton.

Utilitty merupakan tokoh pembantu. Baik dipihak putih ataupun hitam. Tokoh pembantu ini memiliki kedudukan yang tidak begitu kuat dalam sebuah cerita tetapi berfungsi sebagai pelengkap atau penghibur. Ketidakadaan tokoh ini dalam cerita tidak akan mengganggu jalan cerita.

Dalam Reenactor juga dibagi peran peran diatas, siapa berperan apa dan berimpresi atau berimprovisasi menjadi siapa. contoh sebagai berikut.

dok.pribadi
dok.pribadi
Foto diatas adalah improvisasi atau impresi dari para pejuang Republik, dan foto berikut ini adalah improvisasi atau impresi dari para soldaat KNIL Belanda.

dok.pribadi
dok.pribadi
3. Unsur Tubuh

Unsur tubuh ini berkaitan dengan olah tubuh yang harus dilakukan oleh seorang actor secara teratur dan disiplin. Tubuh merupakan unsur penting dalam seni peran. Karena bukan hanya tubuh yang harus ber-acting, tapi seluruh anggota tubuh juga harus ikut berperan. Sehingga olah tubuh dan pelatihan berguna agar seorang actor dapat memiliki stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan daya refleks. Dalam Reenactor Unsur tubuh juga perlu disiapkan, suatu misal saat harus napak tilas dengan rute panjang, seperti napak tilas Jendral Soedirman

dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
dok.pribadi
Untuk Menempuh napak Tilas seperti ini dibutuhkan kesiapan fisik yang mumpuni dan benar benar prima karena seperti Napak tilas ini harus berjalan kaki dari kediri menuju nganjuk.

4. Unsur Suara

Sama halnya seperti unsur tubuh yang telah dijelaskan di atas, soerang actor yang membawakan peran seorang tokoh dalam cerita harus memiliki suara yang prima. Suara yang bagus bukanlah hal yang menjadi patokan, melainkan suara yang mampu diolah kedalam berbagai intonasi sehingga peran yang dibawakan benar-benar hidup. Karena tokoh berbicara dengan emosi dan perasaan, maka seorang aktor juga harus mampu menyalurkan isi perasaannya ke dalam suara yang ia keluarkan. Misal pengucapan pekik merdeka yang penuh semangat dan lantang. Tapi untuk kegiatan drama teatrikal di Lapangan unsur suara jarang digunakan karena dilapangan menggambarkan drama peperangan.

5. Unsur Penghayatan

Penghayatan atau mimik wajah sudah tidak asing lagi tentunya. Penjiwaan haruslah dilakukan secara total oleh soerang aktor. Unsur penghayatan dalam seni peran memperoleh perhatian khusus, sebab setiap pemeran dalam mebawakan pemeranannya akan terasa berbeda. Sekalipun berasal penokohan yang sama dari naskah yang sama. Hal tersebut sangat tergantung pada upaya actor dalam menjiwai perannya.

Untuk beracting dengan penghayatan yang makasimal, seseorang harus berlatih secara terus menerus, membaca naskah dan melakukan observasi di kehidupan nyata sehingga benar-benar dapat menjiwai perannya. Unsur penghayatan ini bisa dibilang menjadi sarana komunikasi antara perasaan dari karakter yang dibawakan oleh aktor kepada para penonton. Disinilah para aktor harus mengetahui Seni Komunikasi yang efektif  agar penjiwaan dan penghayatan mereka sampai pada penonton.

6. Unsur Ruang

Berbicara mengenai ruang, biasanya kita akan berpikir tentang tempat atau area atau wilayah yang digunakan aktor untuk bermain peran dan melakukan bermacam-macam gerak serta perpindahan (movement). 

Unsur ruang yang dimaksudkan disini adalah ruang yang dicipatakan pemeran dalam mengolah posisi tubuh dengan jarak retangan tangan dengan anggota badannya. Unsur ruang yang diciptakan atau dibangun oleh para aktor biasanya turut membawakan gerak untuk mengekpresikan karakter melalui gerak tubuh sehingga tidak repetitif dan membosankan. Hal ini untuk ruang indoor dan berlaku pula saat membangun drama teatrikal di lingkup outdoor. Walaupun untuk lingkup parade di keramaian sangat sulit karena berada di lingkungan sekarang.

7. Unsur Kostum

Kostum merupakan segala perlengkapan yang dikenakan, menempel, melekat, mendandani untuk memperindah tubuh pemeran dan memvisualisasikan karakter dari tokoh yang dibawakannya. Busana, aksesoris merupakan hal-hal yang digunakan untuk memperkuat watak tokoh. Reenactor sangat memperhatikan dengan detail soal kostum ini. contoh saat impresiaan WW2 dengan Tema Tannenberg Line 1944 dengan hasil foto sebagai berikut

dok.pribadi
dok.pribadi
costum yang digunakan untuk impresi seperti ini harus otentik sesuai dengan sejarah, agar didapat rasa dari reka ulang yang dimaksud.

8. Unsur Property

Property merupakan semua peralatan yang digunakan pemeran, baik yang dikenakan ataupun yang tidak. Properti ini juga berfungsi sebagai penguat watak karakter tokoh dan selain itu berfungsi sebagai alat untuk membantu pemeran memerankan sebuah kejadian. Misalkan, seorang tokoh digambarkan sedang mencangkul sawah, maka property yang dibutuhkan adalah cangkul untuk memperkuat hal yang dilakukan si pemeran. Dan Karena Reenactor membutuhkan senjata, maka yang dibawa para reenactor adalah properti berwujud senjata. 

Dalam Hal ini, senjata yang dipakai adalah senjata dummy atau replika. Pembuatan replika senjata ini juga membutuhkan riset, agar nanti setelah digunakan, sesuai dengan jamannya. Contoh misal senjata dummy SS1 prodoksi Pindad Tahun 2000an, digunakan untuk Impresian belanda Tahun 1947. 

Fisik sama sama senjata. Tapi apa mungkin didapat nuansa perjuangan jika properti para pemeran penjajah menggunakan senjata produksi tahun 2000an, seragamnya pakai doreng tentara sekarang dengan gear tentara modern. Study foto foto jadoel sangat dibutuhkan agar penyesuaian properti ini bisa sesuai dengan jamannya

dok.pribadi
dok.pribadi
Contoh  impresiaan WW2 dengan Tema Tannenberg Line 1944.. ini. senjata, property, seragam dan semua pernik perniknya menyesuaikan dengan jamannya. bukan asal bedil pakai. Memang ada beberapa komunitas lain yang mirip reenactor. Tapi mereka adalah cosplay. misal pemakaian tanda wing di dada, tidak memperhatikan tahun terbitnya. Misal wing penerjun Tahun 2007 dipakai untuk kegiatan Peringatan Tahun 1947, apa ditahun 1947 sudah ada pejuang yang menerima wing penghargaan dari Tahun 2007? 

Reenactor memperhatikan hal ini secara otentik dengan study dan berdasar catatan sejarah. Kelompok teman teman cosplay hanya meniru ketokohan dari tokoh idola mereka.

9. Unsur Musikal

Musik merupakan hal pendukung dalam sebuah cerita. Jalan cerita akan jauh lebih hidup dengan musik. Biasanya dalam pementasan drama terdapat konsep seni musik yang telah disesuaikan dengan jalan cerita. Jalan cerita tersebut kemudian harus dibawakan oleh seorang aktor. Unsur musikal ini disebut juga sebagat unsur pembangun, pengisi, penguat suasana laku pemeranan di atas pentas. 

Berdasarkan penjelasan di atas, kamu sudah mengetahui dan memahami apa aja unsur-unsur yang ada dalam seni peran dalam komunitas Reenactor. Hal ini bisa kamu gunakan untuk  bahan pembelajaran bagi yang pingin tahu apa sih Reenactor. Apa sih Cosplay. Sehingga meningkatkan Pemahaman Kamu tentang dunia reka Ulang yang juga merupakan seni. Mudah mudahan berfanfaat

Ditulis Oleh : Eko Rody Irawan

Dari Komunitas Reenactor Ngalam dan Kampung Tematik Tawangsari Kampoeng Sedjarah Kelurahan Sumbersari Malang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun