Mohon tunggu...
Eko Setyawan
Eko Setyawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik berdomisili di Wonogiri

Guru PAI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menatap Masa Depan Pendidikan Kita

23 Mei 2022   06:55 Diperbarui: 23 Mei 2022   06:56 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan dalam hal ini adalah sekolah formal, masih dipercaya mayoritas masyarakat kita sebagai jembatan untuk menggapai cita-cita serta mengentaskan diri dari kubangan bernama kemiskinan. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari banyaknya testimoni dari orang-orang yang kini sukses berkat ketekunan mereka dalam belajar dulu.

Dengan banyaknya masyarakat yang mengandalkan sekolah formal sebagai "jembatan terbaik" bagi anak-anak mereka guna meniti masa depan, tentu ini menjadi tanggung jawab yang besar bagi stake holder dalam bidang pendidikan tidak terkecuali para guru.

Maka tidak heran guru selalu dituntut memberikan performa terbaiknya dalam mengajar, termasuk di dalamnya adalah selalu meningkatkan kualitas sumber dayanya serta adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Terlebih dunia sedang dilanda bencana Pandemi Covid-19, sesuatu yang tidak terpikirkan oleh siapapun di dunia ini. Pandemi pada akhirnya merubah seluruh aspek dalam kehidupan kita, termasuk dalam dunia pendidikan.

Tentu ini menimbulkan permasalahan yang tidak sedikit. Misalnya pembelajaran yang biasanya dilaksanakan dengan tatap muka secara langsung, kini harus dilaksanakan secara daring (dalam jaringan, virtual), apalagi guru-guru kita belum familiar dengan perkembangan teknologi semacam ini. Barang tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi setiap guru.

Terlepas sebelum Pandemi Covid-19 melanda, kualitas guru-guru kita memang sudah menjadi sorotan. Hal tersebut bukan isapan jempol belaka. Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) pada tahun 2015, 2016, dan 2017 belum memenuhi standar minimal (70) seusia yang ditetapkan Kemendikbudristek. Pada jenjang guru SD nilai ujian yakni 62, 22 sedangkan pada jenjang guru SMP 67, 76.

Banyak orang yang menggantungkan masa depannya anaknya pada lembaga pendidikan, tapi ternyata sumber daya guru di dalamnya masih tergolong rendah. Tentu ini menjadi keprihatinan kita bersama. Karena suka tidak suka kualitas guru menjadi salah satu faktor penting dalam mencetak profil lulusan yang berkualitas.

Oleh karena itu guru diharapkan segera berbenah, melakukan evaluasi diri terkait dengan performanya. Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 bahwa setiap guru wajib memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Dan yang menjadi catatan, empat kompetensi tersebut harus senantiasa di-update.

Dengan kata lain guru juga harus senantiasa belajar, mengupdate diri dengan pengetahuan-pengetahuan baru sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman. Penulis memiliki keyakinan bahwa kita sebenarnya memiliki guru-guru yang hebat, hanya saja seringkali mereka terpaku pada zona nyaman, sudah merasa cukup dengan ilmu-ilmu yang dimiliki sehingga mereka mager (males gerak, malas meng-update diri).

Semoga tulisan ini bisa sedikit menggugah motivasi yang sudah lama terpendam bagi guru-guru kita, karena bagaimanapun seorang guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam pendidikan kita. Seorang guru yang memiliki kompetensi yang mumpuni, akan membawa secercah harapan bagi anak didik kita di masa yang akan datang. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun