Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bus Tak Lagi "Ngetem" di Luar Terminal Arjosari Malang

9 Agustus 2025   17:07 Diperbarui: 12 Agustus 2025   19:33 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejak 22 Juli 2025 tidak ada lagi bus "ngetem" menaikkan penumpang di pintu keluar Terminal Arjosari Malang (Sumber: Dok.Penulis)

Bus Tak Lagi "Ngetem" di Luar Terminal Arjosari Malang

Setelah dilakukan sosialisasi dan penertiban oleh Korsatpel (Koordinator Satuan Pelayanan) UPT Terminal Arjosari bersama instansi terkait, suasana di pintu keluar terminal kini tampak lebih tertib. Bus yang sebelumnya sering berhenti atau ngetem di area tersebut, kini langsung melanjutkan perjalanan tanpa mengganggu arus lalu lintas. Perubahan ini disambut positif oleh pengguna jalan dan penumpang yang merasa perjalanan menjadi lebih lancar.

Pada hari Jum'at, 8 Agustus 2025 saya melakukan perjalanan ke Malang membesuk istri sahabatku sakit di RSSA Malang. Saya naik bus dari Terminal Purabaya (Bungurasih) Surabaya. Ketika kaki saya melangkah ke dalam bus Tentrem, terlihat di kaca bus tertera tarif Rp 20.000,- dan bus ber-AC.

Sejenak lihat jam tanganku bus berangkat pukul 07.45 (sesuai time table). Bus Tentrem berjalan lewat tol Surabaya -- Malang. Selama perjalanan berjalan lancar, nyaman dan tak terasa pukul 09.00 tiba di Terminal Arjosari Malang. Jadi ditempuh sekitar 1 jam 15 menit.

Foto bersama dengan Korsatpel UPT Terminal Arjosari (baju kuning) (Sumber: Dok.Penulis)
Foto bersama dengan Korsatpel UPT Terminal Arjosari (baju kuning) (Sumber: Dok.Penulis)

Sebelum naik bus dalam benakku berfikir sejenak apakah naik bus non ekonomi atau ekonomi. Lalu saya putuskan naik bus ekonomi.

Padahal naik bus ekonomi terbayang siap-siap kurang nyaman, misalnya tidak ada AC, bus ekonomi suka ngetem, asongan dan pengamen mudah masuk bus. Pokoknya bikin gerah dalam bayanganku. Niat naik bus ekonomi sebetulnya ingin tahu saja, apakah pelayanan tetap seperti dulu, pelayanannya buruk.

Namun kali ini perkiraanku meleset dari bayangan pelayanan buruk bus ekonomi. Saya sudah lama tidak naik bus ekonomi, dan ternyata setelah naik Bus AKDP jurusan Surabaya-Malang sekarang ini pelayanan bus cukup bagus, tepat waktu, tidak ngetem, dalam bus bersih/terawat, ber-AC, meskipun kenyamanan agak terganggu karena masih ada asongan/pengamen masuk bus saat berangkat atau jelang sampai terminal seperti terjadi di terminal Purabaya.

Kalau bepergian luar kota saya lebih memilih bus non ekonomi (AKDP/AKAP) walaupun tarifnya lebih mahal satu kali lipat dari bus ekonomi. Bus non ekonomi jelas terasa nyaman full AC, diputarkan musik sesuai selera pengemudi, tepat waktu kecuali ada kemacetan di jalan.

Sementara itu, saya suka memilih naik kereta api transportasi favorit sekarang ini. Meskipun naik kereta api kelas ekonomi, standar pelayanan tetap terjaga baik, tepat waktu, bersih (toilet), AC, restorasi nyaman, petugas ramah baik di stasiun maupun di gerbong kereta api.

Pelayanan kereta telah membaik karena telah melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kereta Api sejak dibawah komando pak Jonan saat itu menjabat Direktur PT Kereta Api Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun