Mohon tunggu...
Eko Setyo Budi
Eko Setyo Budi Mohon Tunggu... Penulis, Pemerhati Budaya

Menulis buku untuk peradaban, sejarah dan amal jariah, Buku-buku saya yang sdh terbit dapat dilihat di Google Books Eko Setyo Budi (buku eko setyo budi). Suka traveling, kuliner dan olahraga jalan kaki/jogging.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peringatan Hari Mangrove Sedunia: Penanaman Mangrove Sebagai Sedekah Oksigen

30 Juli 2025   00:10 Diperbarui: 30 Juli 2025   00:10 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Mangrove Sedunia  diperingati tanggal 26 Juli Setiap Tahunnya (Sumber: greenpeaceid/instragram.com)

Tujuan utama Hari Mangrove Sedunia adalah untuk meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya ekosistem mangrove. Dengan diperingatinya hari tersebut dapat mengadvokasi konservasi serta pengelolaannya yang berkelanjutan. Melansir dari Days Of The Year, Hari Mangrove Sedunia ditetapkan oleh UNESCO dalam Konferensi Umum ke-38 pada tahun 2015, melalui resolusi 38C/66. Peringatan ini mengenang aktivis Greenpeace, Hayhow Daniel Nanoto, yang meninggal dunia pada tanggal 26 Juli 1998, saat memprotes perusakan hutan mangrove di Muisne, Ekuador. Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang vital, memberikan banyak manfaat ekologis dan ekonomi.

Mangrove juga mendukung keanekaragaman hayati, melindungi garis pantai dari erosi dan badai, menyaring polutan, dan berperan sebagai tempat pembibitan bagi banyak spesies laut. UNESCO menyatakan, saat ini lebih dari tiga perempat mangrove dunia terancam, begitu pula seluruh organisme akuatik dan terestrial yang bergantung padanya.

Beberapa negara juga melaporkan sudah kehilangan lebih dari 80% populasi mangrove mereka. Mangrove tumbuh di wilayah pesisir tropis dan subtropis. Mangrove dapat bertahan terhadap salinitas tinggi, banjir pasang surut, dan kadar oksigen rendah. Inilah alasan mengapa hanya 110 spesies yang dikategorikan sebagai mangrove yang dapat tumbuh di rawa-rawa asin ini. Pohon-pohon ini ditopang oleh akar yang kuat dan kusut yang membantu menahan gelombang pasang dan menyediakan habitat yang kaya bagi banyak organisme seperti ikan dan krustasea. Konservasi ekosistem mangrove penting karena mencegah erosi garis pantai, mengurangi dampak pasang surut dan tsunami, serta mengurangi karbon atmosfer.

Kontes Mangrove Photography Awards 2025

Kontes Mangrove Photography Awards 2025 telah menarik perhatian global dengan berbagai karya menakjubkan dari para fotografer, dan menariknya, banyak di antara mereka berasal dari Indonesia. Selain merayakan keindahan hutan bakau, kontes ini juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi ekosistem tersebut.

Salah satu pemenang yang sangat mencolok adalah Mark Ian Cook yang berhasil meraih gelar "Jawara Mangrove Photographer of the Year" dengan karyanya yang berjudul "Bird's-Eye View of the Hunt." Foto ini menggambarkan sekawanan burung sendok roseate yang meluncur di atas hiu lemon yang sedang berburu, menunjukkan hubungan kompleks antara spesies yang ada di dalam ekosistem hutan bakau. Karya ini diambil di Teluk Florida, yang historis merupakan habitat utama burung tersebut. Namun, kenaikan permukaan laut mengancam keberlanjutan habitat ini, menjadikan pesan konservasi dalam foto ini semakin mendalam.

Dalam kategori yang berbeda, fotografer asal Indonesia juga mencatat keberhasilan. Satwika Satria, misalnya, memenangkan kategori Mamalia dengan foto seekor bekantan muda yang menikmati buah avicennia di tengah hutan bakau. Penangkapan momen ini menunjukkan keanekaragaman hayati yang perlu dilindungi. Berbagai karya lain dari fotografer Indonesia seperti Gwi Bin Lim, juga menunjukkan panorama alam yang menakjubkan, seperti pemandangan Bima Sakti di atas pohon bakau yang menunjukkan pesona lanskap Indonesia.

Kepedulian Perusahaan Dalam Memperingati Hari Mangrove Sedunia

Peringatan Hari Mangrove Sedunia menjadi momentum bagi banyak perusahaan di Indonesia untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan, khususnya ekosistem mangrove. di antaranya adalah:

  • Dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia 2025, BRI Peduli selaku payung dari Program Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI kembali menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan.
    Hal itu dilakukan melalui BRI Menanam- Grow & Green berupa kegiatan penanaman 10.000 pohon Mangrove di kawasan pesisir Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Program ini merupakan program berkelanjutan, setelah sebelumnya BRI Peduli telah melakukan penanaman 10.000 pohon Mangrove di wilayah tersebut pada 2023 dengan proses monitoring dan pendampingan yang terus berjalan.
  • PT Karya Citra Nusantara (KCN) dalam menyambut peringatan Hari Mangrove Sedunia pada 26 Juli 2025 terus menunjukkan dedikasinya dalam menjaga kelestarian ekosistem pesisir melalui penanaman mangrove secara konsisten untuk menghijaukan kawasan pelabuhan KCN. Hingga kini, telah terlaksana penanaman mangrove sepanjang 900 meter.Aksi penanaman serentak di wilayah pesisir Jakarta, termasuk di Pelabuhan KCN Marunda. KCN juga memperlihatkan perkembangan penanaman Mangrove di kawasan pelabuhan KCN Marunda dan rencana kedepan peta penanaman Mangrove sebagai bagian dari program keberlanjutan PT KCN dengan merencanakan penanaman mangrove lanjutan sepanjang 2.500 meter di area pesisir yang rencananya akan selesai pada tahun 2027. "Penanaman kali ini adalah penanaman mangrove tahap 2 sepanjang 100 meter dari 600 meter. Sebelumnya tahap 1 sudah dimulai sejak tahun 2018 sepanjang 900 meter dan tahap 3 akan sepanjang 2,5 kilometer bersamaan dengan pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok" ungkap Widodo Setiadi selaku Direktur Utama PT KCN.
  • PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) kembali melakukan penanaman 3.000 mangrove di Bete-Bete, Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah sebagai wujud kepedulian pelestarian alam dengan menanam mangrove. Penanaman mangrove itu direalisasikan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) PT IMIP. Gerakan restorasi mangrove dengan melakukan penanaman 3.000 mangrove, IMIP mengajak berbagai stakeholder, komunitas, dan masyarakat.

Data terbaru menyebutkan luas mangrove nasional (Indonesia) mencapai sekitar 3,44 juta hektare, di mana hampir 80 persen berada di dalam kawasan hutan dan sisanya di luar kawasan konservasi. Tetapi hanya sekitar 30 persen yang dalam kondisi prima, sementara sisanya mengalami degradasi moderat hingga parah.  Sementara satu data menyebut luasan sekitar 2,32 juta hektare dengan hanya 30 persen dalam kondisi baik, data lain mencatat 3,36 juta hektare dengan klaim 92 persen tutupan lebat. Kontradiksi ini mencerminkan lemahnya konsistensi data dan transparansi pengelolaan.

Hutan mangrove terus terdegradasi setidaknya 1 persen per tahun secara global. Di Indonesia sendiri hilang hampir 13 ribu hektare per tahun hingga 2022, lebih luas dari luas kota Paris. Pemerintah pun menyatakan menghentikan penerbitan izin penebangan kayu di ekosistem mangrove, sebuah langkah yang penting namun belum cukup menyeluruh jika tak disertai penegakan hukum yang efektif dan transparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun