Mohon tunggu...
Ekky Erdiansyah
Ekky Erdiansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Sedikit bicara, banyak mengetik.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

4 Biang Kerok Langkanya Perlengkapan Medis Pasca-Corona Menimpa

3 Maret 2020   10:36 Diperbarui: 3 Maret 2020   10:50 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pontianak.tribunnews.com

Seperti yang kita tau, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengumumkan kabar terbaru mengenai mengenai 2 warganya yang terinfeksi virus Corona pada Senin kemarin (02/03). Hal tersebut tentunya didasari oleh laporan yang beliau terima dari Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto. Saat ini, kedua korban tersebut telah dibawa ke RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara guna dirawat lebih lanjut.

Pasca pengumuman tersebut, tentu pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sendiri langsung memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pencegahan dini dari virus Corona seperti memakai masker jika sakit, terus selalu jaga kebersihan tangan, olahraga yang cukup, dan lain sebagainya.

Sumber gambar : kompas.com
Sumber gambar : kompas.com
Nah, pasca Kemenkes memberikan informasi tersebut, kekonyolan pun terjadi. Entah kenapa tiba-tiba barang medis macam masker sama hand sanitizer jadi auto langka aja gitu. Kalo kelangkaan masker sendiri tentu sudah terjadi sebelum Presiden Jokowi mengumumkan ada 2 warganya yang terinfeksi virus Corona. Masker yang awalnya cuma dibanderol Rp30.000 per-pack, kini malah mendadak menjadi ratusan ribu rupiah per-pack.

Begitupun dengan hand sanitizer yang setelah saya lihat harganya di e-commerce, harganya mendadak naik jadi Rp30.000-Rp60.000 (khusus hand sanitizer kecil macam Antis dan sejenisnya). Padahal seperti yang kita tau, harga hand sanitizer serupa di minimarket sebelum kejadian di atas terjadi palingan cuma berkisar Rp13.000-Rp15.000 aja. Saya sebagai orang yang selalu memakai hand sanitizer, ngerasa heran aja gitu sama fenomena ini, hahaha.

dokpri
dokpri
Setelah saya teliti lebih lanjut, ternyata bisa disimpulkan kalo kelangkaan barang medis di pasaran tersebut bisa terjadi karena ulah 4 biang kerok ini. Penasaran siapa aja keempat biang kerok yang saya maksud? Yuk simak ulasannya berikut ini.

1. Masyarakat panikan

Sumber gambar : tribunnews.com
Sumber gambar : tribunnews.com
Biang kerok yang pertama tentunya masyarakat yang panikan. Masyarakat macam begini tuh biasanya selalui dihantui oleh rasa takut yang berlebihan terhadap hal-hal yang mencekam (macam wabah Corona salah satunya), dan orang tersebut juga tak segan-segan melakukan berbagai cara guna menghindari rasa paniknya tersebut.

Kalo dibilang waspada atau tidak, masyarakat panikan ini tentunya gak bisa dibilang waspada juga. Orang kalo waspada mah harusnya tetap biasa-biasa aja jalanin hidupnya alias gak usah panikan lebay macam begitu.

Kepanikan masyarakat ini tentunya merugikan banget buat diri sendiri karena hidup selalu dihantui rasa takut, maupun merugikan orang lain juga karena rasa panik itu bisa menular ke orang lain (itu kalo orangnya panikan juga sih). Bahkan rasa panik seseorang ini bisa dimanfaatkan oleh para oknum guna dijadikan objek dagangan macam tengkulak yang jualan masker dan/atau hand sanitizer dengan harga tinggi di saat wabah Corona merebak seperti sekarang.

2. Tengkulak nakal

Sumber gambar : beritacenter.com
Sumber gambar : beritacenter.com
Biang kerok yang kedua tentunya tengkulak nakal yang memanfaatkan wabah virus Corona ini guna jualan tanpa memperhatikan aspek kemanusiaan (ya gimana mau mikirin begituan, wong yang ada di otaknya juga cuma duit doang). Tengkulak model begini juga tak segan-segan membanderol barang dagangannya dengan harga yang super duper tinggi dari biasanya. Mereka berdalih kalo banderol harga tinggi tersebut disebabkan karena barangnya langka di pasaran. Lah, gimana gak langka tuh barang, wong barangnya juga diborong sama tengkulak macam mereka juga, iya gak?

3. Media "kompor"

Sumber : harnas.co
Sumber : harnas.co
Biang kerok yang ketiga ialah media yang suka mengompori masyarakat. Yap, media macam begini secara tak langsung turut andil dalam membuat masyarakat yang membaca beritanya menjadi auto panik gak karuan (gak semua masyarakat begitu sih sebenenrya).

Media "kompor" ini tentunya tak segan-segan bikin berita yang isinya cenderung manas-manasin ketimbang memberikan informasi akurat kepada pembacanya. Gimana mau peduli sama kualitas informasi, wong yang diurusin mereka juga cuma traffic dan cuan dari iklan doang. Kalo eksistensi media "kompor" ini dibiarkan, bisa-bisa kepanikan masyarakat malah makin tinggi aja nih.

Sampai artikel ini dibuat, Alhamdulillah aja nih belum ada media yang memberitakan hal-hal di luar kejadian Corona kemarin macam memberitakan korban semasa sekolahnya, terus memberitakan firasat tetangga korban akan kejadian kemarin, terus memberitakan keluarga korbannya juga, dan lain sebagainya. Saya doakan saja, semoga pemberitaan tersebut tidak ada yah, guys.

4. Pemerintah dan Jajarannya

Sumber gambar : dinamikajabar.com
Sumber gambar : dinamikajabar.com
Yap, pemerintah yang tak tegas tentunya malah menyuburkan para oknum guna meraup keuntungan di kesempatan yang tidak tepat ini. Maka dari itu, saya berharap pemerintah melalui aparat kepolisian, bisa menindak para tengkulak nakal supaya mereka tak berkeliaran lagi dan harga barang-barang medis menjadi stabil seperti sediakala.

Disamping itu, pemerintah melalui Kemenkominfo dan Dewan Pers juga harus tegas sama pemberitaan virus Corona yang cenderung manas-manasin, supaya masyarakat kita tidak menjadi panik gak karuan.

Oh iya satu lagi, pemerintah melalui jajarannya juga jangan bosan-bosan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pencegahan virus Corona ini.

Penutup

Yaudah, mungkin cukup sekian aja artikel kali ini dan jika ada salah-salah kata pada artikel ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. OK, cukup sekian dan terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun