Mata itu masih mata yang sama saat menatapku sepuluh tahun yang lalu.
Senyum itu pun masih sama.
Tawa lirihnya masih mampu membuatku terpesona.
Tapi entahlah dengan hatinya.
====
Sepuluh tahun yang lalu di Stasiun Pasar Turi, Surabaya.
Berkali-kali kulihat G-Shock di tangan kiriku. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima menit. Tiket kereta api pun sudah berada di tanganku. Namun perempuan itu belum juga muncul. Terkadang aku berharap dirinya tidak pernah muncul kembali di hadapanku. Namun aku mesti harus bersikap professional. Sebagai ketua kelompok diriku harus memastikan semua anggota kelompokku datang dan bisa ke Jakarta dengan sehat dan selamat.
"Pak, tunggu ya...Teman saya masih belum datang" kataku pada petugas peron.
"Mendingan Masnya masuk kereta saja daripada terlambat" kata petugas peron tersebut.
Terdengar bunyi nyaring tanda kereta akan segera diberangkatkan.
Masih kutatap pintu masuk stasiun. Belum ada juga terlihat hidung pesek perempuan itu. Perempuan yang kukenal dua bulan yang lalu. Perempuan yang tiapkali menyindir cincin tunangan yang kupakai. Perempuan yang selalu membawa suasana menjadi ceria.