Â
"Aku percaya lorong waktu itu ada" kataku sembari menatap satu persatu sahabatku.
Reno dan Vino, si kembar yang menjadi sahabatku sejak kami TK menatapku tak bergeming.
"Ayolah...itu benar-benar nyata" kataku meyakinkan kedua lelaki jangkung yang masih menggunakan seragam putih abu-abu itu.
"Buktinya?" tanya Vino.
"Ayo..." aku menggeret tangan Vino yang dingin, menuju ruang belakang sekolah kami. Terdapat satu ruangan kumuh yang selama bertahun ini tidak ada yang membersihkannya. Ruangan itu hanya berukuran 1 X 2 meter. Diluar pintu tertulis 'Tempat alat kebersihan'. Namun isinya hanya sebuah kaca berbingkai kayu, bentuknya kuno. Sepertinya debu tebal telah membuat kaca itu terlihat buram.
"Ruangan apa ini?" Reno menatapku curiga.Â
Kutaruh telunjuk tangan kananku dekat mulutku. Isyarat bahwa apa yang dilakukan ini adalah rahasia.
"Bagaimana kau tahu tempat menyedihkan ini Tera?" tanyaVino.
"Dari mimpi" kataku.
Vino mengangguk. Aku, bukan seorang indigo. Aku hanya perempuan biasa yang serasa memiliki kekuatan magis. Kekuatan merasakan adanya energi lain di sekitarku. Bukan, bukan melihat makhluk halus, aku hanya mampu merasakan kehadiran mereka. Dan satu lagi keunikan yang kumiliki adalah aku bisa berkelana dalam mimpiku. Awalnya kupikir itu hanya bunga tidur saja.Sampai ketika sebulan yang lalu aku harus menghadapi ujian akhir semester, dan malam sebelumnya aku sakit flu berat, akibatnya aku hanya tetiduran saja dikamar. Dalam mimpi aku belajar materi fisika dan matematika yang akan diujikan esok hari. Keajaiban pun terjadi, aku bisa mengerjakan soal UAS dengan mudah karena materi yang diujikan sama persis dengan mimpi semalam. Alhasil setiap ujian aku belajar hanya dalam mimpi saja.