Undangan pernikahan Ganesha Prameswari dan Ihsan Habibie sudah kuterima seminggu  yang lalu. Hari ini harusnya mereka melaksanakan akad dan resepsi pernikahan. Aku berdoa pada Tuhan semoga acaranya berlangsung lancar dan tanpa kendala apapun.
Kau tahu, di jaman digital dan online seperti ini, biasanya kalau seseorang menikah, paling tidak ada satu foto update terbaru terpampang di facebooknya. Tapi ini, baik Ihsan maupun Ganesha tidak ada yang upload foto pernikahan mereka di media social tersebut.
Okelah, kalau Mas Ihsan memang bukan orang yang akrab dengan media sosial. Tapi seorang Ganesha yang memiliki banyak pertemanan tentunya tidak ingin melewatkan pemberitahuan momen yang penting dalam hidupnya. Ah, sudahlah ...
===
Kuseruput kopi yang sudah kubuat tadi pagi. Kopi yang sudah tidak panas lagi. Sesekali aku mencoba konsentrasi membaca artikel majalah kantor bulan ini. Tapi yang ada di pikiranku saat ini malah Ganesha. Semenjak dia memutuskan menikah dengan Mas Ihsan, tidak ada sedikitpun kabar darinya. Aku pun tak bisa menanyakan langsung padanya. Ingat, aku kan sutradaranya sementara dia aktris yang tidak merasa bahwa dirinya sedang mengikuti skenarioku.
Sebuah pesan singkat masuk ke HP-ku. Dari Mas Ihsan.
'Rey, alhamdulillah acaranya lancar. Maaf baru bisa ngasih kabar'
Buru-buru kubalas pesan singkat dari aktorku, 'Selamat ya Mas, semoga SAMAWA. Jaga adikku ya Mas'
'Okey...Tapi Rey...ada satu hal yang ingin aku tanyakan. Kemarin sebelum akad berlangsung, aku melihat seorang lelaki yang mengikuti Nesha'
'Adiknya itu Mas'
'Kau pikir aku tidak kenal dengan adik iparku? '