Mohon tunggu...
Eka suci Cahyanii
Eka suci Cahyanii Mohon Tunggu... Mahasiswi uin_suka ( 24107030001)

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Candi Ijo: Warisan Senja dari Perbukitan Jogja

28 Mei 2025   09:57 Diperbarui: 28 Mei 2025   09:57 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : dokumentasi Pribadi

Jogja, atau Yogyakarta, tidak hanya dikenal sebagai kota pelajar, tapi juga sebagai kota yang menyimpan berbagai cerita sejarah dan budaya dari masa lampau. Salah satu jejak yang menarik untuk ditelusuri adalah Candi Ijo. Terletak di atas perbukitan, jauh dari keramaian kota, candi ini memberikan perpaduan yang luar biasa antara keindahan arsitektur kuno dan pandangan alam yang memesona. Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9 hingga ke-10 Masehi pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Nama "Ijo" berasal dari nama lokasi tempat candi ini berdiri, yaitu Bukit Ijo yang berada di ketinggian sekitar 410 meter di atas permukaan laut.Keberadaan Candi Ijo menunjukkan kuatnya pengaruh agama Hindu di masa itu. Di tengah candi utama terdapat lingga dan yoni sebagai simbol Siwa dan Parwati, dua dewa utama dalam kepercayaan Hindu. Relief dan arca yang ada di situs ini juga memperlihatkan sinkretisme antara kepercayaan Hindu dan unsur-unsur lokal Jawa, menggambarkan bagaimana masyarakat kala itu memadukan spiritualitas dan tradisi setempat. Candi Ijo terdiri dari beberapa bangunan yang tersusun berteras-teras dari barat ke timur, menyesuaikan kontur bukit. Candi utama berdiri megah di bagian paling tinggi dan dikelilingi oleh beberapa candi perwara (pendamping). Struktur ini menunjukkan adanya konsep hierarki spiritual yang umum dalam tata ruang candi Hindu, di mana tempat yang lebih tinggi dianggap lebih suci.Dari segi arsitektur, Candi ijo ini tidak terlalu besar dibandingkan dengan Candi Prambanan atau Borobudur, namun detail ukirannya sangat halus dan penuh makna simbolik. Misalnya, beberapa relief menggambarkan tokoh dewa-dewi, serta naga penjaga yang dipercaya sebagai pelindung tempat suci. Salah satu hal yang menarik dari Candi Ijo adalah adanya prasasti yang memuat nilai-nilai moral. Salah satu prasasti yang ditemukan di lokasi tersebut dikenal sebagai Prasasti Poh (berangka tahun 908 M) yang berisi pesan-pesan etika tentang kehidupan. Di antaranya adalah anjuran untuk hidup jujur, tidak merugikan orang lain, serta pentingnya menjaga keharmonisan dalam masyarakat. Nilai-nilai ini terasa sangat relevan hingga sampai masa kini, menjadikan Candi Ijo tidak hanya sebagai situs arkeologis, tapi juga sebagai sumber refleksi kehidupan. Selain nilai sejarah dan budaya yang kental, daya tarik lain dari Candi Ijo adalah keindahan pemandangannya yang sangat memanjakan mata. Karena berada di puncak bukit, pengunjung dapat menikmati pemandangan hamparan sawah, Kota Yogyakarta, hingga landasan pacu Bandara Adisutjipto dari kejauhan. Tak heran bila waktu terbaik mengunjungi candi ini adalah saat senja. Saat matahari mulai terbenam di sebelah barat, langit pun perlahan demi perlahan berubah warna menjadi oranye keemasan. Siluet candi yang berdiri gagah berpadu dengan cahaya matahari menciptakan suasana yang tenang, sakral, sekaligus romantis. Banyak pengunjung yang datang khusus untuk menyaksikan momen ini, menjadikannya pengalaman spiritual sekaligus visual yang tak terlupakanaku sempat berbincang dengan teman ku, ia berkata " candi ini ini sangat bersih,dan jandibiji ini memiliki pandangan yang sangat memanjakan mata, apalagi pas senja.sekalian ngelihat matahari terbenam cantik banget sih." Ucap dysta. 

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi

Sebagaimana banyak kisah bersejarah di Jawa, Candi Ijo juga memiliki kisah-kisah mistis yang melegenda. Salah satu cerita yang cukup dikenal adalah tentang keberadaan aura gaib di area candi saat malam hari. Beberapa warga sekitar percaya bahwa candi ini dijaga oleh makhluk halus dan hanya bisa dimasuki dengan niat baik. Ya seperti yang kita tau setiap tempat pasti selalau ada yang namanya makhluk halus, karena kita hidup berdampingan dengannya. Ada juga mitos yang mengatakan bahwasanya jika sepasangan kekasih datang bersama ke Candi Ijo, hubungan mereka akan diuji keseriusannya. Entah benar atau tidak ini hanya mitos belaka kembali kepada personal masing-masing mau percaya atau tidak, cerita-cerita semacam ini juga menjadi salah satu bagian dari kekayaan naratif yang memperkaya pesona tempat ini.Dalam beberapa tahun terakhir ini, Candi Ijo juga mulai banyak dilirik sebagai destinasi wisata alternatif selain Prambanan dan Ratu Boko. Pemerintah dan warga sekitar mulai melakukan upaya pelestarian, termasuk penyediaan akses jalan yang lebih baik, penataan kawasan,menjaga lingkungan agar terlihat bersih,serta pelibatan komunitas lokal dalam pengelolaan ssitus Kemarin pas saya mengunjungi candi ini pas ada pembangunan jalan atau sedang melakukan perbaikan jalan agar akses menuju candi ijo tidak ada kendala, walaupun jalannya yang menjak dan cukup tinggi, tapi sepanjang jalan, mata kita akan di suguhkan dengan pemandangan persawahan yang menyejukan mata, dan karna di sana daerah pegunungan jadi terasa sangat sejuk dan segar. Candi Ijo bukan sekadar tumpukan batu kuno di atas bukit. Tetapi ia adalah saksi bisu perjalanan spiritual, budaya, dan kehidupan masyarakat Jawa ratusan tahun yang lalu. Dalam balutan senja yang indah, candi ini mengajarkan kita untuk melihat masa lalu sebagai bagian dari identitas, serta untuk menjaga warisan leluhur dengan penuh cinta dan hormat, kita sebagai anak muda penerus bangsa harus bisa melestarikan budaya-budaya ini,jangan sampai budaya kita yang kaya ini punah dengan sendirinya karena tidak di lestarikan.Jogja, sekali lagi, membuktikan dirinya sebagai tanah yang tidak pernah habis diceritakan. Selalu memiliki banyak cerita sejarah yang sangat luar biasa. Dan Candi Ijo adalah salah satu yang paling indah dari kisah itu.

Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Dokumentasi pribadi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun