Mohon tunggu...
eka lodiaselly
eka lodiaselly Mohon Tunggu... Penulis - eka selly

Mahasiswa teologi UKSW

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Proklamasi Kemerdekaan dan Pancasila sebagai Anugerah

17 Agustus 2020   11:56 Diperbarui: 8 Juni 2021   14:57 7557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proklamasi Kemerdekaan dan Pancasila sebagai Anugerah. | dokpri

Proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 harus disadari oleh masyarakat Indonesia sebagai bagian dari anugerah Tuhan. Artinya, kemerdekaan ini tidak lepas dari intervensi Tuhan yang telah menyempurnakan semua konsep dan rencana yang telah disusun oleh para pendiri bangsa. Tuhan memberikan anugerah ini sebagai bentuk kepedulianNya terhadap kebutuhan dasar bangsa yang ingin lepas dari penjajahan.

 Menurut pdt. Simon Stevi Lie, anugerah adalah kemurahan yang Tuhan berikan kepada umat manusia dan diterima dengan sukacita karena Tuhan memberikan sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia. Pengertian anugerah yang diberikan ini lebih menitikberatkan pada pemberian dari pribadi yang lebih tinggi kepada pribadi yang lebih rendah. Anugerah dipahami dapat memberikan dampak yang menyenangkan karena mendatangkan kemenangan,  keadaan selamat, rasa aman, dan kesehatan.

Baca juga: Wahai Pemuda, Inilah PR Kita Menyambut Kemerdekaan Indonesia 10 Tahun Mendatang

 Kemerdekaan Indonesia sebagai anugerah diyakini oleh Prof. Titaley. menurutnya, diproklamasikannya NKRI merupakan anugerah Tuhan yang nyata. Kejadian-kejadian sebelum dan sesudah kemerdekaan yang tidak sesuai perencanaan, dipercayai sebagai pekerjaan pribadi transenden yang telah bekerja menyempurnakan konsep kemerdekaan bangsa ini

Pernyataan kemerdekaan  Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga: (Atas berkat Rahmat Tuhan yang Maha Kuasa....dst) merupakan bentuk pengakuan iman para pendiri bangsa bahwa kemerdekaan Indonesia adalah anugerah Tuhan. Pengakuan iman ini merupakan kesadaran para pendiri bangsa yang mengakui bahwa ada campur tangan pribadi transenden yang telah bekerja dengan sangat baik, pribadi transenden yang dikenal berbeda-beda oleh masing-masing agama di Indonesia namun memiliki satu sebutan yang sama sebagai bentuk pengakuan iman bersama bangsa Indonesia.  

Baca juga: Filosofi Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Sebagai masyarakat yang  majemuk, Indonesia membutuhkan sebuah ideologi yang diatasnya keberagaman bangsa mendapat titik temu untuk mewujudkan kehidupan yang damai. Oleh karena itu, Prof Titaley meyakini bahwa pancasila sebagai ideologi bangsa yang diatasnya Indonesia didirikan merupakan anugerah Tuhan karena pada ideologi inilah semua agama mendapat posisi yang sama untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa ini. Penggunaan konsep Tuhan Yang Maha Esa  (TYME) dalam pancasila mengindikasikan bahwa Indonesia boleh saja berbeda dalam agama dan ritualnya tetapi Indonesia mempunyai satu Tuhan yaitu Tuhan nya Indonesia.

Menyadari bahwa kemerdekaan adalah anugerah Tuhan harus disertai dengan sikap menerima keberagaman didalamnya juga sebagai bentuk anugerah Tuhan. Fakta kemajemukan yang kita miliki ini meminta sikap dasar pluralisme, yakni kemauan untuk bertenggang rasa (toleransi) dan menghormati perbedaan keyakinan yang ada.

Fakta keberagaman di Indonesia namun tetap bersatu atas dasar pancasila ini memberi kita refleksi bahwa Tuhan telah bekerja dengan baik atas pluralitas yang Ia beri dalam bingkai kemerdekaan. Sehingga, memelihara keberagaman adalah tugas bersama sebagai bentuk tanggung jawab kepada Tuhan

Baca juga: Beberapa Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia

Pancasila sebagai ideologi yang diatasnya Indonesia didirikan menjadi dasar untuk dapat hidup bersama sebagai keluarga besar Indonesia. Nilai-nilai dalam pancasila harus direfleksikan secara benar oleh seluruh masyarakat Indonesia, agar cita-cita luhur bangsa ini dapat dicapai dan mampu menciptakan suasana yang damai sebagai keluarga besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun