Mohon tunggu...
Eka Rahayu
Eka Rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesederhanaan Hidup H. Agus Salim

11 Maret 2022   14:23 Diperbarui: 11 Maret 2022   20:18 2026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image captionhttps://images.app.goo.gl/EsYJvSC36DNwHVuV8

Mashudul haq atau biasa kita sebut Agus Salim, putra dari pasangan Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Lahir di Kota Gadang, Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada tanggal 8 Oktober 1884. Sosok pahlawan yang sangat berkontribusi dalam kemerdekaan Indonesia dan sosok yang patut diteladani. Mempunyai kemampuan yang sangat tidak biasa yaitu bisa berbicara 9 bahasa asing dan jago berdiplomasi, disegani oleh banyak orang tetapi tetap rendah hati.

Dulu saat di sekolah beliau orang yang paling popular dan paling pintar dikalangan bangsa sendiri maupun bangsa Eropa. Beliau orang yang sangat jenius dan mempunyai pikiran dan pengetahuan yang luas, banyak karya tulis dan karya terjemahan yang sudah ia ciptakan dengan kemampuan bahasa asing yang ia miliki.

Dalam buku karangan Faisal Basri, menceritakan bagaimana kisah hidup Agus Salim, salah satu tokoh penting dalam perumusan perencanaan kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah salah satu dari sembilan perumus Pembukaan UUD 1945, anggota dewan rakyat, serta merupakan diplomat ulung yang dapat meraih pengakuan internasional pertama bagi RI.

Beliau orang yang sangat patut kita contoh, dalam hidupnya beliau selalu mensyukuri keadaannya, hidup dalam keserhanaan adalah pilihannya. Tidak pernah malu memakai pakaian yang di tambal dan di jahit dimana-mana. Tidak memiliki rumah tetap dan suatu ketika ia tinggal dikontrakan yang atapnya bolong, Ketika hujan air masuk kedalam rumah, istri Agus Salim yang bernama Zainatun Nahar menaruh ember  ditempat yang bocor lalu mengajak anak-anaknya memainkan perahu yang terbuat dari kertas, beliau mengganggap itu suka cita yang ia jalani adalah momen keasyikan bersama keluarganya.

Agus Salim wafat di RSU Jakarta pada 4 November 1954 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Beliau wafat di umur 70 tahun dan untuk mengenang jasanya Agus Salim, namanya diabadikan untuk stadion sepak bola di Kota Padang, sumatera Barat. 

Kesimpulan yang dapat ambil dari cerita Agus Salim adalah nilai integritas yang beliau miliki mengedepan kan kejujuran, kesederhanaan,kerja keras dan berani. Dan kita harus punya itu semua karena kita penerus bangsa dan agar hidup yang kita jalani penuh dengan rasa syukur, rendah hati dan senantiasa berada dijalan yang benar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun