Mohon tunggu...
Eka Prasetya
Eka Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Geografi Universitas Lambung Mangkurat

Tertarik dengan isu-isu sosial

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Analisis Aspek Pendorong Bencana Longsor Kabupaten Gayo Lues

3 Mei 2023   07:29 Diperbarui: 3 Mei 2023   07:31 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu daerah  yang terletak di bagian tengah provinsi Aceh yang terbentuk berasas UU No. 4 Tahun 2002 tentang pembentukan Kabupaten Gayo Lues. Luas wilayah ini mencapai 3.775 km2. Dari posisi geografisnya, Kabupaten Gayo Lues berada di dataran tinggi bersama pegunungan dan perbukitan yang mengelilinginya, kondisi ini masuk dalam daerah yang rawan bencana dan sangat berdampak terhadap fenomena.

Curah hujan di Kabupaten Gayo Lues sangat tinggi, terlebih pada musim hujan yang biasanya terjadi pada bulan September hingga Maret. Rata-rata mampu mencapai 2.500 mm per tahun. Hal ini pun menjadi salah satu aspek pendorong terjadinya bencana alam, salah satunya adalah tanah longsor, ditambah kemiringan lereng yang terjal dan topografi yang beragam. Akan tetapi, selain aspek fisik wilayah, faktor sosial masyarakat menjadi salah satu penyumbang terjadinya tanah longsor seperti penebangan hutan dan eksploitasi lahan yang menimbulkan kerugian materi maupun nonmateri.

Terjadinya fenomena longsor dapat dipicu saat air hujan yang jatuh ke tanah dan merendam lapisan tanah yang terdiri dari batuan, pasir, dan tanah liat. Ketika curah hujan terus menerus tinggi, air akan menumpuk di permukaan tanah dan merembes ke lapisan tanah di bawahnya. Pada saat lapisan tanah di bawah permukaan terendam air maka akan meningkatnya tekanan air dan mengurangi kekuatan tanah. Akibatnya, tanah menjadi lebih mudah bergerak dan meluncur, terutama pada bidang-bidang yang terjal.

Apabila demikian maka dibutuhkannya upaya mitigasi yang baik dari masyarakat maupun pemerintah seperti pembangunan infrastruktur yang kuat, yang mampu beradaptasi dengan guncangan bencana, memperkokoh bangunan, serta yang bisa menahan beban longsor (Lacasse et al., 2009). Selanjutnya, dapat melakukan pengendalian tata guna lahan, konversi tanah dan air, seperti menanam vegetasi pada lereng yang rawan terjadinya tanah longsor. Selain itu, mampu melakukan pemetaan persebaran terjadinya tanah  longsor dan jalur evakuasi menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) yang akan berperan dalam mengolah dan menggambarkan data spasial secara sederhana nantinya. (Ayuningtyas, 2022).

Kabupaten Gayo Lues terdiri dari 11 kecamatan, 25 kelurahan, dan 144 kampung. Terletak di ketinggian 100-3000 mdpl, Kab. Gayo Lues tersusun dari bermacam-macam batuan dengan batuan gamping sebagai dominasi formasinya. Memiliki karakeristik yang bervariatif membuat kabupaten ini terbagi menjadi 6 kelas (tabel 1.1), lalu Gayo Lues beriklim  basah, tingkat kelembaban dan curah hujan daerah ini nisbi tinggi. Biasanya, curah hujan tertinggi berlangsung pada bulan Maret hingga September (tabel 1.2).

Kelas Kemiringan

No

Kemiringan Bidang (%)

Bentuk

Luas (ha)

Persentase (%)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun