Tahun 2022 ini, Kuliah Kerja Nyata kembali diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia. KKN Tematik Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan MBKM UPI 2022 ini, memiliki beragam tema dan sub tema yang diusung.Â
Para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu kelompok 87 mendapat tema mengenai Desa Ramah Perempuan. Kegiatan KKN ini berlangsung selama satu bulan, terhitung sejak tanggal 11 Juli 2022 hingga 10 Agustus 2022.
Dalam kelompok besar, dibagi kembali menjadi kelompok yang lebih kecil, sesuai dengan domisili, hal ini bertujuan agar dapat mempermudah berlangsungnya kegiatan KKN. Sub tema yang dipilih yaitu mengenai Pencegahan Kekerasan pada Perempuan dan Anak, tetapi lebih berfokus pada kekerasan seksualnya saja.
Lokasi KKN yang dipilih yaitu di SD Negeri Cigugur Tengah. Memutuskan untuk KKN di sekolah ini disebabkan karena pernah adanya isu mengenai "pelecehan seksual" yang menimpa seorang siswi di SD Negeri Cigugur Tengah.Â
Rentannya anak SD terkena pelecehan seksual dan kebanyakan dari mereka belum mengetahui apa itu kekerasan seksual, oleh karena itu, untuk mencegah dan juga menangani kasus tersebut agar tidak kembali terulang, diadakanlah penyuluhan mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan seksual kepada siswa/i SD Negeri Cigugur Tengah.
Kedatangan para mahasiswa diberi respon positif oleh pihak sekolah. Mula-mula, para mahasiswa KKN melakukan pengenalan, pendekatan, dan mengidentifikasi masalah yang ada di lingkungan sekolah. Setelah itu, mulailah membuat program-program untuk KKN.Â
Kegiatan KKN di SD Negeri Cigugur Tengah ini dimulai sejak 18 Juli 2022. Target penyuluhan mengenai kekerasan seksual terdiri dari kelas 4, 5, dan 6 SD Negeri Cigugur Tengah. Agar para murid lebih mudah untuk memahami, pembawaan atau penyampaian saat penyuluhan pun lebih disesuaikan dan lebih diperhalus.
Penyuluhan dilaksanakan di setiap kelas yang telah ditentukan. Saat penyuluhan berlangsung, para siswa/i terlihat sangat antusias menyambut kedatangan para mahasiswa. Sebelum materi disampaikan, para siswa/i diberi pertanyaan terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan mereka mengenai kekerasan seksual, namun para siswa/i kompak menjawab "Tidak tahu".Â