Mohon tunggu...
Eka Dharmayudha
Eka Dharmayudha Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pasca Sarjana Kajian Stratejik Ketahanan Nasional UI

Menyukai politik, sepakbola, dan menulis puisi. Kenal lebih dekat melalui instagram saya @ekadharmayudha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Habib Rizieq, Dianggap Musuh Negara Namun Dicintai Wong Cilik

18 November 2020   20:23 Diperbarui: 18 November 2020   20:46 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa hari yang lalu, kepulangan tokoh kontroversial Indonesia yang merupakan pimpinan salah satu organisasi masyarakat yang memiliki jumlah pengikut yang besar, Habib Rizieq Shihab, menimbulkan kehebohan publik. Tak sampai pada kepulangannya, ceramahnya dalam beberapa kegiatan setelahnya pun mengundang perhatian yang tinggi dari publik tanah air. Habib Rizieq tak sendiri. Kepulangan mendapatkan sambutan yang luarbiasa bahkan sejak Ia mendaratkan kakinya di Bandara Internasional Soekarno Hatta. 

Pendukungnya menyebabkan kemacetan lalu lintas, tak hanya di darat, bahkan sampai di udara. Penerbangan mengalami penjadwalan ulang, dan ribuan penumpang tertahan di perjalanan menuju bandara. Setelahnya, dalam acara memperingati Maulid Nabi yang digelar di salah satu daerah di Kota Jakarta juga dipadati ribuan pengikutnya. Ini tentu menimbulkan pertanyaan, seberapa kuat politik Sang Habib di masyarakat Indonesia? dan sejauh mana Ia mampu menjadi simbol perlawanan kepada penguasa Indonesia?

Tentu bukan suatu rahasia bahwa Habib Rizieq baru saja kembali dari pelariannya di Arab Saudi akibat dari begitu banyaknya kasus yang menderanya. Selama dalam pelarian, Habib Rizieq tak kehilangan pengaruh maupun kehilangan komando kepada ratusan ribu pengikutnya di Indonesia. 

Dalam beberapa momen, melalui rekaman video, Beliau berorasi untuk tetap meyakinkan pendukungnya bahwa Ia baik-baik saja dan akan terus melawan. Tak hanya pemimpinnya, pendukungnya di Indonesia tetap dengan setia menjalankan amanah pimpinannya dan setia menanti kepulangannya.

Sebagai seseorang yang mendapatkan citra publik buruk akibat dari ceramah-ceramah politiknya yang keras dan terkadang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, Ia tetap menjadi tokoh yang mampu menginspirasi sebagian masyarakat Indonesia. Meski sedang dalam keadaan pandemi, pendukungnya tak ragu untuk datang berbondong-bondong menjemputnya di Bandara Soekarno Hatta, tanpa protokol kesehatan. Ini tentu merupakan sebuah kemampuan yang luarbiasa yang dimiliki oleh Habib Rizieq, yang tentu tidak dimiliki oleh tokoh politik lainnya.

Pengikutnya seolah-olah seperti terhipnotis. Mereka sangat militan, setia, dan rela mengorbankan dirinya demi menjalankan arahan dari Sang Habib. Banyak faktor yang tentu saja mempengaruhi hal tersebut. Mulai dari faktor ekonomi, sosial, dan politik. 

Pada bidang ekonomi misalnya, akibat dari pandemi kondisi ekonomi Indonesia tak kunjung membaik disamping pelaksanaan ekonomi yang semakin liberal menyebabkan ketimpangan ekonomi yang tinggi antara orang kaya dan orang miskin. Akibat dari rasa frustasi tak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, Rizieq Shihab hadir sebagai simbol kemakmuran bagi pengikutnya.

Di bidang sosial, walau sudah memasuki zaman modern, masyarakat Indonesia cenderung masih sangat feodal yang berarti masih menokohkan seseorang berdasarkan keturunan dan status sosialnya. Habib Rizieq yang merupakan "keturunan Nabi" ini tentu mampu membuat orang merasa nyaman dan aman berada dibelakangnya untuk mendukung Sang Habib. 

Hal ini dilengkapi dengan doktrinisasi keagamaan yang dikemas dengan cukup baik sehingga pengikutnya semakin militan karena dengan melayani dan menjalankan amanat Sang Habib artinya mereka telah membela kemuliaan agamanya, apapun cara yang ditempuhnya itu.

Hampir sebagian besar pengikutnya adalah orang-orang yang bisa digolongkan tidak memiliki pendidikan yang lengkap dan berada digaris kemiskinan. Hal ini tentu saja memudahkan Habib Rizieq untuk mempengaruhi orang-orang tersebut dengan pemahaman Islam Fundamentalnya. 

Tentu memang banyak faktor sosial lainnya, misal karena keluarganya adalah pendukung Habib, maka garis keturunannya pun mengikuti ataupun karena ajakan teman dan melihat narasi yang dibawa oleh Habib Rizieq bisa dijadikan sebagai pembenaran terhadap situasi yang menimpa masing-masing individu tersebut.

Dari sisi politik, Habib Rizieq bisa dikatakan adalah aktor politik yang cerdik mengemas konten politik. Narasi-narasinya dibangun sangat dekat dengan kegelisahan yang ada dikeseharian masyarakat. Sebagai contoh misalnya tentang dijajah di negeri sendiri, dimiskinkan, dan umat Islam yang tertindas. 

Semua isu tersebut dibalut dengan kemampuannya berorasi menggunakan kalimat yang sederhana dan mengena pada orang yang mendengarnya. Ia mampu melempar lelucon, mampu mengajak dialog dengan santai yang pada akhirnya membuat orang merasa dekat dengan Habib Rizieq. Selain kemampuan mengemas konten dan berorasinya, Habib Rizieq juga cerdik memunculkan musuh bersama. 

Saat ini, penguasa yang zalim dianggap sebagai biang keladi kekacauan dan kemiskinan yang terjadi dan penguasa itulah dijadikan musuh bersama sehingga apapun yang dilakukan oleh penguasa saat ini adalah salah dan menghasilkan keburukan.

Fenomena lebih besarnya bisa kita lihat pada diri Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump berhasil memunculkan sosok dirinya sebagai The True American. Dengan narasi yang sederhana, mampu memunculkan musuh bersama, dan mengedepankan identitas sebagai alat politik, Trump menjelma menjadi seseorang yang memiliki basis pendukung yang setia dan militan, serta menjadikan Trump sebagai satu-satunya sumber kebenaran. 

Hal yang sama pun terjadi pada Habib Rizieq. Narasi terjajah oleh bangsa asing, umat Islam yang ditindas oleh ketidakadilan penguasa, hingga narasi politik identitas dengan menyerang kelompok-kelompok diluar dari dirinya, berhasil memunculkan Habib Rizieq sebagai tokoh yang dijadikan sebagai satu-satunya sumber kebenaran, baik secara politik maupun keagamaan.

Habib Rizieq berhasil membangun kenyamanan bagi pengikutnya ketika menjadi pendukungnya. Kenyamanan itu bisa saja adalah faktor sosial yang dalam hal ini berkaitan secara politik. 

Artinya ialah, masyarakat Indonesia yang cenderung memilih pemimpin yang bisa dekat dengan mereka, bisa melihat dirinya dalam sosok pemimpin tersebut, sehingga bukan suatu kejutan apabila militansi dan kesetiaan yang begitu tinggi ditunjukan oleh para pendukungnya.

Hal diatas mungkin belum bisa dibuktikan secara ilmiah, namun kencenderungannya mengarah kepada hal tersebut. Terlebih lagi, dalam setiap panggung politik, oposisi pasti membutuhkan sosok yang mampu mewakili aspirasi masyarakat yang kecewa dengan pemerintahan yang ada. 

Dalam hal ini, Habib Rizieq mampu memainkan perannya dengan cukup baik sebagai oposisi pemerintahan, terlebih ketika partai politik hampir semuanya sudah merapat ke kekuasaan. Selama ini oposisi hanya dimaknai sebagai kritik ataupun gagasan serta argumen yang berlawanan dengan penguasa, namun Habib Rizieq mampu selain memunculkan gagasan tandingan terkait kesejahteraan umum, ia juga mampu tampil sebagi simbol perlawanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun