Dari sisi politik, Habib Rizieq bisa dikatakan adalah aktor politik yang cerdik mengemas konten politik. Narasi-narasinya dibangun sangat dekat dengan kegelisahan yang ada dikeseharian masyarakat. Sebagai contoh misalnya tentang dijajah di negeri sendiri, dimiskinkan, dan umat Islam yang tertindas.Â
Semua isu tersebut dibalut dengan kemampuannya berorasi menggunakan kalimat yang sederhana dan mengena pada orang yang mendengarnya. Ia mampu melempar lelucon, mampu mengajak dialog dengan santai yang pada akhirnya membuat orang merasa dekat dengan Habib Rizieq. Selain kemampuan mengemas konten dan berorasinya, Habib Rizieq juga cerdik memunculkan musuh bersama.Â
Saat ini, penguasa yang zalim dianggap sebagai biang keladi kekacauan dan kemiskinan yang terjadi dan penguasa itulah dijadikan musuh bersama sehingga apapun yang dilakukan oleh penguasa saat ini adalah salah dan menghasilkan keburukan.
Fenomena lebih besarnya bisa kita lihat pada diri Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Trump berhasil memunculkan sosok dirinya sebagai The True American. Dengan narasi yang sederhana, mampu memunculkan musuh bersama, dan mengedepankan identitas sebagai alat politik, Trump menjelma menjadi seseorang yang memiliki basis pendukung yang setia dan militan, serta menjadikan Trump sebagai satu-satunya sumber kebenaran.Â
Hal yang sama pun terjadi pada Habib Rizieq. Narasi terjajah oleh bangsa asing, umat Islam yang ditindas oleh ketidakadilan penguasa, hingga narasi politik identitas dengan menyerang kelompok-kelompok diluar dari dirinya, berhasil memunculkan Habib Rizieq sebagai tokoh yang dijadikan sebagai satu-satunya sumber kebenaran, baik secara politik maupun keagamaan.
Habib Rizieq berhasil membangun kenyamanan bagi pengikutnya ketika menjadi pendukungnya. Kenyamanan itu bisa saja adalah faktor sosial yang dalam hal ini berkaitan secara politik.Â
Artinya ialah, masyarakat Indonesia yang cenderung memilih pemimpin yang bisa dekat dengan mereka, bisa melihat dirinya dalam sosok pemimpin tersebut, sehingga bukan suatu kejutan apabila militansi dan kesetiaan yang begitu tinggi ditunjukan oleh para pendukungnya.
Hal diatas mungkin belum bisa dibuktikan secara ilmiah, namun kencenderungannya mengarah kepada hal tersebut. Terlebih lagi, dalam setiap panggung politik, oposisi pasti membutuhkan sosok yang mampu mewakili aspirasi masyarakat yang kecewa dengan pemerintahan yang ada.Â
Dalam hal ini, Habib Rizieq mampu memainkan perannya dengan cukup baik sebagai oposisi pemerintahan, terlebih ketika partai politik hampir semuanya sudah merapat ke kekuasaan. Selama ini oposisi hanya dimaknai sebagai kritik ataupun gagasan serta argumen yang berlawanan dengan penguasa, namun Habib Rizieq mampu selain memunculkan gagasan tandingan terkait kesejahteraan umum, ia juga mampu tampil sebagi simbol perlawanan.