Mohon tunggu...
EKA CEMPAKA PUTRI
EKA CEMPAKA PUTRI Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Praktisi K3

saya adalah seorang dosen, praktisi, trainer dan konsultan dalam bidang K3, ketertarikan saya dalam bidang K3 membuat saya ingin memperdalam dan berbagi ilmu terkait dengan bidang ilmu ini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Karung Goni di Sekolah

6 Januari 2023   19:16 Diperbarui: 6 Januari 2023   19:22 1814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan Pemadaman Kebakaran dengan APAR. Dokpri

Kebakaran merupakan kejadian yang tidak terduga yang dapat menimbulkan kerugian baik korban jiwa maupun material. Kebakaran dapat terjadi ketika api membentuk suatu reaksi kimia dan menghasilkan panas yang terus menerus(fatma lestari; dkk, n.d.). Sebuah perusahaan asuransi di Inggris mengungkapkan bahwa sekolah memiliki potensi kebakaran dua kali lipat dibandingkan dengan bangunan komersial lainnya. Masih dalam studi yang sama, lebih dari 1000 inspeksi yang dilakukan di sekolah ditemukan bahwa 66% dinilai memiliki sistem proteksi kebakaran yang buruk, hanya 14% yang dinilai baik.

Biaya yang dikeluarkan akibat kebakaran di sekolah ini menghabiskan biaya rata-rata hingga 2,8 juta euro dan dalam beberapa kasus mencapai lebih dari 20 juta euro (Municipal, 2020). Kejadian kebakaran Sekolah di Jakarta terjadi beberapa kali, menurut artikel dari kompas.com (2021) pada tahun 2021 terjadi kebakaran di SMPN 280 akibat kebakaran kabel listrik dari instalasi komputer yang berada di bawah karpet. Kejadian selanjutnya adalah kebakaran yang melanda SMP Islam Raudhatul Jannah di Bekasi yang diduga diakibatkan oleh konsleting listrik di lab komputer, kerugian akibat kejadian ini mencapai 2,5 Milyar rupiah (Waluyo, 2021). 

Pada tahun 2020 juga terdapat kejadian kebakaran di SMAN 100 di Jakarta akibat konsleting listrik dari pendingin ruangan dan pada saat itu tidak terdapat alat pemadam api ringan untuk memadamkan api ringan sehingga api semakin membesar dan menghanguskan bangunan sekolah (Carina, 2020).

Penyebab kejadian kebakaran di sekolah berdasarkan kasus-kasus diatas semuanya disebabkan oleh konsleting listrik, hal ini sejalan dengan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta yang menyatakan bahwa penyebab kebakaran akibat konsleting listrik mencapai 74% (Khoirun Nisa, 2019).  Hasil kajian lima sekolah dasar di Jakarta ditemukan bahwa semua sekolah memiliki keselamatan kebakaran yang tidak memenuhi standar (Lestari et al., 2011). Hasil kajian ini sebagai gambaran bahwa kondisi kesiapan dalam menghadapi kebakaran sekolah di Jakarta dan sekitarnya masih relatif buruk. 

Kondisi ini dapat menyebabkan dampak yang besar yang dapat merugikan banyak pihak baik dari sisi kehilangan korban jiwa dan harta benda. Salah satu penyebab terjadinya dampak besar dari kejadian kebakaran di sekolah atau institusi pendidikan lain adalah kurangnya latihan penggunaan peralatan pemadam kebakaran dan kewaspadaan yang buruk (Safe et al., 2019).

Kebakaran di sekolah yang sering terjadi tersebut memerlukan latihan-latihan bagaimana memadamkan kebakaran dengan APAR dan karung goni basah. guru dan siswa harus dilatih bagaimana menggunakan APAR jika terdapat kebakaran di sekolah dan jika sekolah tidak memiliki fasilitas APAR maka mereka dapat menggunakan karung goni basah atau kain apapun yang tersedia untuk memadamkan kebakaran. Pemadaman kebakaran dengan APAR ini dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini :

1. Lakukan pengecekan pada handle APAR, pastikan kondisinya masih baik

2. Letakkan APAR di depan tubuh dengan kondisi tubuh duduk  dengan kaki depan kuda-kuda

3. pastikan APAR tidak berada di bawah tubuh melainkan berjarak 1 tanggan untuk mencegah komponen handle terlepas dan mengenai bagian wajah kita

4. Lakukan pengetesan APAR, apakah APAR masih dapat digunakan

5. Arahkan selang/hose ke area yang terbakar jika kebakaran berada di area outdoor maka arahkan hose searah dengan arah angin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun