Mohon tunggu...
Eka Annisa
Eka Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo👋🏻 perkenalkan nama saya Eka Rachmawati atau biasa dipanggil Eka, saat ini saya saya sedang berkuliah di Universitas Pelita Bangsa yang berada di Cikarang jurusan PGSD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Pengaruh Faktor Pendidikan Terhadap Kepribadian

18 April 2024   15:49 Diperbarui: 18 April 2024   15:54 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : Internet

Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk menanggulangi kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia. Yang mana kita ketahui bersama, bawasannya dengan seseorang mengenyam bangku sekolah maka, orang tersebut telah mengetahui berbagai hal yang ada di dunia ini.

Sekolah dan perguruan tinggi, serta guru memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kepribadian. Ini berarti setelah keluarga dan orang tua, sekolah dan guru memainkan peran penting dalam membentuk siapa kita sebagai individu. Alasan utama mengapa sekolah dan guru dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian adalah karena anak-anak mulai masuk ke dunia pendidikan pada usia awal ketika pola kepribadian mereka sedang dibentuk.  Ketika anak-anak belajar di sekolah atau perguruan tinggi, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan akademis tetapi juga keterampilan sosial seperti interaksi dengan teman sekelas, bekerja sama dalam tim, dan menyelesaikan konflik. Semua hal ini dapat membantu membentuk kepribadian seseorang.
Selain itu, guru juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa melalui nilai-nilai yang diajarkan seperti integritas, tanggung jawab, kerja keras, disiplin diri dan lainnya. Lingkungan pendidikan seperti sekolah dan perguruan tinggi serta para gurunya sangatlah penting dalam membantu pembentukan karakter seseorang. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga lingkungan pendidikan agar kondusif bagi pertumbuhan pribadi siswa-siswa kita di masa depan.

Pengaruh institusi pendidikan sangat besar terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Pengaruh ini ditentukan oleh sikap siswa terhadap sekolah dan perguruan tinggi, guru-guru mereka, serta nilai pendidikan yang diterima. Awalnya, sikap yang diarahkan adalah perilaku positif tetapi seiring waktu dapat berubah akibat pengalaman yang menurunkan ego (ego deflating) dari sekolah dan tekanan dari teman sebaya.
Dalam hal ini, institusi pendidikan memainkan peranan penting dalam membentuk karakter individu dengan memberi pengajaran tentang nilai-nilai moral dan etika. Sikap positif pada awalnya bisa muncul karena rasa ingin tahu atau keinginan untuk belajar sesuatu yang baru. Namun demikian, beberapa faktor seperti perlakuan buruk dari guru atau rekan sejawat bisa membuat seseorang merasa rendah diri sehingga mengubah sikap menjadi negatif. Penting bagi kita semua untuk selalu menjaga sikap positif saat belajar di institusi pendidikan agar tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar atau orang lain. Kita harus memperhatikan bagaimana kita berinteraksi dengan guru dan teman-teman kita serta selalu ingat bahwa nilai-nilai moral dan etika sangatlah penting dalam pembentukan karakter seseorang.

Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap orang. Namun, sikap seseorang terhadap pendidikan dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama-tama, gender atau jenis kelamin dapat mempengaruhi sikap seseorang terhadap pendidikan. Misalnya, ada stereotip bahwa laki-laki lebih suka pelajaran matematika dan sains daripada perempuan.
Kedua, metode mendidik anak yang diperoleh di rumah juga memainkan peran dalam menentukan sikap siswa terhadap pendidikan. Jika seorang siswa tumbuh dalam lingkungan di mana belajar dianggap penting dan didukung oleh keluarganya, maka kemungkinan besar ia akan memiliki sikap positif terhadap pendidikan. Selanjutnya, kelas sosial atau status ekonomi keluarga juga bisa mempengaruhi sikap siswa terhadap pendidikan. 

Siswa dari keluarga dengan tingkat penghasilan rendah mungkin merasa sulit untuk fokus pada pelajaran jika mereka harus bekerja paruh waktu untuk membantu menghidupi keluarga mereka. Latar belakang etnis serta agama keluarganya juga bisa menjadi faktor dalam menentukan sikap siswa terhadap pendidikan. Beberapa budaya mendorong nilai-nilai seperti kerja keras dan disiplin sebagai bagian dari proses pembelajaran.Terakhir, penyesuaian diri seorang siswa dengan lingkungan sekolahnya dapat mempengaruhi sikapnya terhadapa pendidikan. Jika seorang siswa merasa nyaman dan diterima di lingkungan sekolahnya, maka ia cenderung memiliki motivasi yang lebih baik untuk belajar. 

Jika seorang siswa memiliki sikat positif tentang pendidian tersebut artinya dia akan bekerja sesuai dengan kemampuan nya serta menikmati pengalaman bersekolahya tanpa rasa tertekan ataupun tidak senang dengan situasi tersebut sehingga dia akan mencari cara agar tetep semangat dalam kegiatan pembelajaraannya. ketidaksukaan terhadap sekolah atau perguruan tinggi dapat menyebabkan siswa membolos, dikeluarkan (drop out), atau tetap bersekolah namun berperilaku tidak sesuai sebagai usaha balas dendam. Namun, jika seorang anak memiliki kesiapan fisik dan mental untuk memasuki jenjang pendidikan dasar atau lebih tinggi, maka ia akan menunjukkan sikap yang lebih positif dibandingkan dengan jika ia belum siap secara fisik dan mental.

Kesiapan baik fisik maupun mental sangat penting dalam pengambilan keputusan siswa terkait tugas akademiknya, kegiatan ekstrakurikuler, serta hubungan dengan guru dan teman sekelasnya. Kualitas penyesuaian diri seseorang dipengaruhi oleh jenis pengalaman masa lalu di lingkungan pendidikan yang baru seperti di taman kanak-kanak, sekolah lanjutan, maupun graduate school. Semakin positif pengalaman awal seseorang di institusi pendidikan tersebut maka akan semakin positif pula sikap yang ditunjukkannya. Sikap seseorang terhadap institusi pendidikan juga dipengaruhi oleh suasana emosional institusi tersebut seperti sikap guru terhadap perannya sebagai guru serta siswa lainnya. Faktor-faktor ini akan menentukan kedisiplinan dan kurikulum serta tingkat dari kompetisi dan harmoni antar siswa. Jadi intinya adalah bahwa kesiapan fisik dan mental sangat penting dalam membantu siswa mengatasi tantangan akademis mereka. Pengalaman masa lalu juga dapat mempengaruhi bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan baru di sekolah atau perguruan tinggi. Sikap guru serta suasana emosional institusi pendidikan juga turut mempengaruhi perilaku siswa selama proses belajar-mengajar berlangsung.

Setiap anak harus menyadari bahwa setiap sekolah dan perguruan tinggi memiliki penilaian yang berbeda dari masyarakat. Artinya, bagaimana orang lain menilai institusi pendidikan tersebut akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Misalnya, jika seseorang masuk ke sekolah atau perguruan tinggi tertentu yang dianggap buruk oleh masyarakat, maka orang lain dapat menganggap dirinya kurang pintar atau tidak berkualitas.
Pengaruh ini bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung, pengaruh akan muncul melalui penilaian orang lain terhadap dirinya berdasarkan identifikasinya dengan sekolah atau perguruan tinggi tersebut. Sedangkan secara langsung, pengaruh itu datang dari minat, sikap serta nilai yang diperolehnya berdasarkan identifikasinya dengan guru dan teman sekelasnya serta mata pelajaran yang dikontraknya.

Nama : Eka Rachmawati Basthomi (132310056) 

Kelas  :  23A1 A

Program  Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar  Faakultas Ilmu Pendidikan dan Humaniora Universitas Pelita Bangsa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun