Mohon tunggu...
Eka Fitri Decintasari
Eka Fitri Decintasari Mohon Tunggu... mahasiswa

saya seorang mahasiswa prodi BK UNDAR, yang kesibukannya kuliah, kerja, nugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panduan Teknik Dispute Irational Belief System

9 November 2024   21:36 Diperbarui: 9 November 2024   21:41 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya Eka Fitri Decintasari dengan teman-teman saya yakni Novandri, Maulidin Naimatur Rosyidah, Devi Putri Lestari menyusun panduan ini sebagai tugas dari mata kuliah praktikum konseling cognitive behavior yang diampuh oleh dosen bapak Dr. Bakhruddin All Habsyi,M.Pd.

KONSEP DASAR TEKNIK DIBS

Dispute irrational belief system merupakan teknik yang digunakan konselor untuk mengkonfrontasi keyakinan irasional serta kekhawatiran konseli, juga meniadakan depresi, stres dan serangan kepanikan yang dialami konseli. Melalui teknik dispute irrational belief system, konselor berusaha membantu konseli mengubah keyakinan irasionalnya menjadi rasional, melalui penerapan teknik dispute irrational belief.  

Dalam proses konseling diharapkan konseli dapat mematahkan pemikirannya selama ini yang tidak rasional dan membangun filosofi hidup baru melalui proses berpikir baru yang lebih rasional (Soedarmadji, 2012).

Teknik dispute irrational belief yang digunakan dalam pendekatan rational emotive behavior therapy atau REBT memberikan bantuan kepada konseli untuk mengidentifikasi dan mengubah keyakinan irasional yang diyakini, secara terstruktur dan sistematis karena keyakinan konseli yang tidak rasional tersebut dapat menyebabkan atau memunculkan perilaku-perilaku maladaptif.

Disputing atau penolakan dilakukan terhadap sistem kepercayaan irasional konseli atau cara berpikirnya yang melebih-lebihkan dan mengganggu perasaan yang menjadikan dispute irrational belief system ini menjadi bagian penting. 

Albert Ellis menyatakan bahwa emosi dan perilaku yang tidak sehat seringkali berasal dari keyakinan irasional. Dalam proses konseling yang dilakukan, konseli diajarkan untuk mengenali pola berpikirnya yang tidak rasional serta cara menentang dan mengubah pola berpikirnya tersebut (Murpratiwi, R. E. 2016).

Teknik disputing digunakan konselor dengan mengajukan pertanyaan kritis dan logis untuk menentang keyakinan irasional konseli, dalam penerapannya konselor mungkin bertanya "apakah ada bukti bahwa nilai buruk ini menentukan kesuksesanmu di masa depan?" konseli diajak untuk melihat bahwa pemikiran yang ia yakini tidak berdasarkan fakta bahkan seringkali berlebihan atau tidak realistis (Sinta, N., et al. 2018)

 

TUJUAN TEKNIK DIBS

(Slamet & Surakarta, 2014) mengemukakan tujuan cognitive disputation dalam pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy ialah untuk menyerang dan mengkonfrontasi pemikiran irasional konseli yang diharapkan dapat meminimalisir dan meniadakan stress, depresi, dan kepanikan dalam diri konseli seperti yang terjadi sebelumnya.

Berikut juga terdapat tujuan Dispute Irrational Belief System yaitu:

  • Memotivasi individu untuk menyadari dan memahami sistem keyakinan irasional yang mereka miliki, sehingga mereka dapat mengerti penyebab gangguan emosianal dan harga diri rendah.
  • Mengkonfrontasi pikiran irasional menggunakan teknik konfrontasi untuk menghadapi dan menantang pikiran irasional, seperti menanyakan bukti-bukti dan kebenaran.
  • Mengubah perilaku negatif yang timbul dari sistem keyakinan irasional melalui proses berpikir yang lebih rasional dan logis sehingga individu dapat bertindak sesuai sistem nilai yang di harapkan.

Membangun filosofi hidup baru membantu individu menghilangkan pikiran irasional dan membangun filosofi hidup baru yang lebih rasional, sehingga mereka dapat terhindar dari stres, depresi, dan ketakutan.

Mengurangi gangguan emosional DIBS membantu individu untuk mengatasi perasaan negatif yang muncul akibat keyakinan irasional.

Meningkatkan kemampuan coping dengan menantang keyakinan irasional individu dapat mengembangkan strategi coping yang lebih efektif.

Meningkatkan kepercayaan diri proses ini berfungsi untuk memperkuat keyakinan individu mengenai kemampuan mereka untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

MANFAAT TEKNIK DIBS

Berikut adalah beberapa manfaat dari Dispute Irrational Belief System (DIBS):

DIBS membantu individu mengenali dan memahami kepercayaan tidak rasional yang mempengaruhi pikiran dan perilaku mereka.

Dengan menantang kepercayaan yang tidak rasional, individu dapat mengurangi tingkat kecemasan dan stres yang disebabkan oleh pikiran negatif.

DIBS dapat membantu mengatasi masalah mental seperti depresi dan kecemasan dengan mengubah pola pikir yang merugikan.

Teknik DIBS melatih individu untuk berpikir lebih kritis dan analitis, meningkatkan kemampuan mereka untuk mengevaluasi situasi secara objektif.

Dengan mengembangkan kepercayaan yang lebih rasional, individu dapat merasa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan menghadapi tantangan.

Mengatasi kepercayaan yang tidak rasional dapat membantu individu berinteraksi dengan lebih positif dan konstruktif dalam hubungan mereka.

DIBS memberikan alat dan strategi untuk menghadapi kesulitan dan tantangan dengan cara yang lebih adaptif.

Dengan mengurangi beban mental dan emosional yang disebabkan oleh kepercayaan tidak rasional, individu dapat menikmati hidup dengan lebih baik.

DIBS membantu individu menciptakan cara-cara baru untuk menghadapi situasi sulit dan meningkatkan kemampuan mengatasi stres.

DIBS tidak hanya memberikan solusi sementara, tetapi juga membantu individu mengembangkan kebiasaan berpikir yang lebih sehat untuk jangka panjang.

Dengan menerapkan DIBS, individu dapat merasakan perubahan positif yang signifikan dalam cara mereka berpikir, berperilaku, dan menghadapi tantangan dalam hidup.

KELEBIHAN TEKNIK DIBS

EFEKTIVITAS DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM

DIBS terbukti efektif dalam meningkatkan self-esteem mahasiswa dengan mengubah keyakinan irasional yang menyebabkan perilaku self-defeating.

PENDEKATAN DIDAKTIS

Teknik ini memberikan pemahaman mendalam kepada klien tentang sistem keyakinan irasional dan rasional, membantu mereka mengenali dan menantang pikiran negatif.

FLEKSIBILITAS PENERAPAN

DIBS dapat diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk konseling kelompok dan individu, serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik klien.

MEMERLUKAN WAKTU UNTUK HASIL

Proses untuk melihat perubahan signifikan mungkin memerlukan waktu dan konsistensi dalam penerapan Teknik

RESISTENSI DARI KLIEN

Konseli mungkin mengalami kesulitan awal dalam menerima dan menantang keyakinan irasional mereka, yang dapat menghambat efektivitas Teknik.


KETERBATASAN DALAM POPULASI TERTENTU

Efektivitas DIBS dapat bervariasi tergantung pada karakteristik individu dan konteks sosial yang berbeda, sehingga tidak selalu berhasil untuk semua orang.

EFEKTIFITAS TEKNIK DIBS

Teknik Dispute Irrational Belief System (DIBS) efektif dalam membantu individu mengidentifikasi dan menantang keyakinan irasional yang berdampak negatif pada emosi dan perilaku. Berikut adalah beberapa aspek efektivitasnya:

PENGURANGAN STRES DAN KECEMASAN

Dengan menantang keyakinan yang tidak rasional, individu dapat mengurangi perasaan cemas dan stres.

PENINGKATAKAN KESEJAHTERAAN MENTAL

DIBS membantu menciptakan pola pikir yang lebih positif dan realistis, yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosional.

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROBLEM-SOLVING

Individu belajar untuk lebih kritis terhadap pikiran mereka sendiri, yang meningkatkan keterampilan dalam mengatasi masalah.

DUKUNGAN DALAM TERAPI KOGNITIF

Teknik ini diintegrasikan dalam terapi kognitif yang telah terbukti efektif dalam mengatasi berbagai gangguan mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.

PENINGKATAN KEMANDIRIAN SOSIAL

Dengan mengubah keyakinan yang tidak sehat, individu menjadi lebih mandiri dan mampu mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

Secara keseluruhan, DIBS dapat sangat efektif dalam memfasilitasi perubahan pola pikir dan meningkatkan kesejahteraan psikologis. Keberhasilannya tergantung pada komitmen individu dan dukungan dari profesional.


ASPEK-ASPEK DALAM TEKNIK DIBS

Aspek-aspek dalam Dispute Irrational Belief System (DIBS) meliputi:

IDENTIFIKASI KEPERCAYAAN TIDAK RASIONAL

Memahami dan mengenali kepercayaan yang mengganggu, seperti pikiran negatif atau asumsi yang tidak berdasar.

ANALISIS DAN EVALUASI

Menggali asal-usul kepercayaan tersebut dan menilai kebenarannya melalui bukti dan pengalaman.

PENGUJIAN REALITAS

Menggunakan pertanyaan kritis untuk mempertanyakan keabsahan kepercayaan, seperti "Apa buktinya?" atau "Apakah ini selalu benar?"

MENYANGKAL KEPERCAYAAN

Menerapkan teknik untuk menyangkal kepercayaan yang tidak rasional dengan argumen logis dan fakta yang bertentangan.

PENGGANTIAN DENGAN KEPERCAYAAN RASIONAL

Mengembangkan kepercayaan baru yang lebih positif dan rasional untuk menggantikan yang lama.

IMPLEMENTASI STRATEGI COPING

Menerapkan cara-cara baru untuk menghadapi situasi yang sulit berdasarkan kepercayaan yang telah diperbaiki.

REFLEKSI DAN EVALUASI DIRI

Merenungkan perubahan dalam pola pikir dan dampaknya terhadap perilaku dan emosi.

DUKUNGAN SOSIAL

Memanfaatkan dukungan dari orang lain untuk menguatkan proses perubahan kepercayaan.

PENERAPAN BERKELANJUTAN

Mengintegrasikan teknik DIBS dalam kehidupan sehari-hari untuk mempertahankan kepercayaan yang rasional.

Dengan memahami dan menerapkan aspek-aspek ini, individu dapat lebih efektif dalam mengatasi kepercayaan yang tidak rasional dan meningkatkan kesejahteraan mental mereka.

PANDUAN MENYUSUN DIBS

Berikut adalah panduan untuk menyusun DIBS (Dispute Irrational Belief System) dan praktikum tekniknya:

PENDAHULUAN

Tujuan Panduan: Memahami dan menerapkan teknik DIBS untuk mengatasi kepercayaan yang tidak rasional.

Definisi DIBS: Metode untuk mengidentifikasi, menantang, dan mengubah kepercayaan yang tidak rasional yang mempengaruhi perilaku dan emosi individu.

TEORI DASAR

Psikologi Kepercayaan: Penjelasan tentang pembentukan kepercayaan dan dampaknya.

Struktur DIBS: Langkah-langkah yang terlibat dalam proses DIBS.

LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM DIBS

Identifikasi Kepercayaan Tidak Rasional: Mintalah peserta untuk menulis kepercayaan yang mereka miliki yang membuat mereka merasa tidak nyaman.

Pengujian Kepercayaan: Ajak peserta untuk mempertanyakan kebenaran dari kepercayaan tersebut dengan pertanyaan seperti: "Apa bukti yang mendukung kepercayaan ini?"

Menyangkal Kepercayaan: Ajarkan teknik untuk menyangkal kepercayaan yang tidak rasional, seperti menggunakan argumen logis atau mencari bukti yang bertentangan.

Penggantian dengan Kepercayaan Rasional: Bimbing peserta untuk mengganti kepercayaan yang salah dengan alternatif yang lebih positif dan realistis.

KEGIATAN PRAKTIKUM

Studi Kasus: Berikan contoh situasi nyata dan diskusikan penerapan DIBS.

Latihan: Buat sesi latihan di mana peserta mempraktikkan langkah-langkah DIBS dalam kelompok kecil.

EVALUASI DAN REFLEKSI

Umpan Balik: Diskusikan hasil dari setiap langkah dengan peserta.

Refleksi Pribadi: Minta peserta menulis jurnal tentang pengalaman mereka selama proses DIBS.

PENUTUP

Kesimpulan: Ringkasan manfaat DIBS dan bagaimana teknik ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber Daya Tambahan: Berikan referensi buku atau artikel untuk pendalaman lebih lanjut.

LAMPIRAN

Formulir dan Alat Bantu: Sediakan lembar kerja untuk identifikasi kepercayaan dan catatan untuk evaluasi.

Panduan ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta dan konteks pelatihan yang lebih spesifik.

TAHAPAN KONSELING DIBS

Berikut ini merupakan tahapan konseling dengan menggunakan teknik Dispute Irrational Belief System (Kohar, 2017):

PENGKONDISIAN HUBUNGAN BAIK (RAPPORT)

Konselor dapat membina suasana konseling yang kondusif sehingga konseli merasa nyaman untuk menceritakan permasalahannya

Konselor dapat menyambut konseli dengan ramah serta berupaya menjadi pendengar yang baik, kemudian konselor menyampaikan gambaran mengenai konseling yang akan dilakukan pada pertemuan tersebut.

PENETAPAN TUJUAN KONSELING

Konselor meminta konseli merumuskan tujuan yang ingin diraihnya pada pelaksanaan konseling, jika konseli merasa kesulitan maka konselor akan

ASESMENT MASALAH

Konselor menggali permasalahan konseli secara spesifik, seperti jenis, karakter, serta hambatan yang dialami konseli

Konselor mengidentifikasi bagian yang menjadi penyebab permasalahan konseli

IMPLEMENTASI TEKNIK

Konselor mengidentifikasi keyakinan irasional konseli

Konselor membantu konseli menyadari bahwa tingkah laku negatif berasal dari pikiran irasional

Konselor mengajak konseli untuk membantah keyakinan irasional

Konselor meminta konseli untuk melakukan latihan melawan keyakinan irasional

Konselor memberikan dukungan kepada konseli untuk memperbaiki pikiran irasional menjadi rasional

EVALUASI

Konselor memberikan apresiasi dan afirmasi positif kepada konseli

Konselor menilai pelaksanaan konseling melalui observasi dan laporan dari konseli

Konselor menawarkan konseling lanjutan

Konselor menutup sesi konseling

PROSEDUR PELAKSANAAN KONSELING TEKNIK DIBS

PERTEMUAN 1

Tujuan: Mengidentifikasi dan memahami sistem keyakinan irasional yang konseli miliki, sehingga konseli dapat mengerti penyebab gangguan emosional dan harga diri rendah Waktu: 45 Menit.

Langkah Pelaksanaan: 

-Tahap Penerimaan

1. Konselor menyambut kedatangan konseli dengan mempersilahkan duduk 2. Konselor membuat suasana nyaman dengan menanyakan bagaimana kabar konseli Tahap Peralihan

2.  Konselor menanyakan kegelisahan konseli dan mulai menjelaskan asas-asas dalam konseling

3. Konselor menjelaskan teknik yang akan digunakan dalam proses konseling serta menentukan durasi konseling

- Tahap Kegiatan:

Identifikasi Keyakinan Irasional Konseli dibantu menemukan dan menuliskan keyakinan irasional yang mengganggu, seperti "Saya harus selalu berhasil" atau "Saya tidak boleh gagal."

3. Analisis Logis: Evaluasi logika di balik keyakinan tersebut. "Apakah keyakinan ini realistis atau hanya bersifat absolut?"

4. Ganti dengan Keyakinan Rasional: Kembangkan keyakinan yang lebih rasional dan fleksibel, seperti "Kegagalan adalah bagian dari belajar."

5. Terapkan dalam Kehidupan Sehari-hari: Gunakan keyakinan baru ini dalam situasi nyata untuk mengubah pola pikir dan perilaku

- Tahap Pnegakhiran:

1. Konselor memberi pengarahan bahwa konseling segera berakhir.

2. Menyimpulkan hasil pengamatan saat proses konseling kelompok

3. Konselor membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.

4. Konselor menutup konseling kelompok dengan mengucap salam dan terimakasih.

PERTEMUAN 2

Tujuan: Membantu konseli menghilangkan pikiran irasional dan membangun filosofi hidup baru yang lebih rasional, sehingga konselin dapat terhindar dari stres, depresi, dan ketakutan. Waktu: 45 Menit

Langkah Pelaksanaan:

-Tahap Penerimaan

1.Konselor menyambut kedatangan konseli dengan mempersilahkan duduk

2. Konselor membuat suasana nyaman dengan menanyakan bagaimana kabar konseli

-Tahap Peralihan

1. Konselor menanyakan kegelisahan konseli dan mulai menjelaskan asas-asas dalam konseling

2. Konselor menjelaskan teknik yang akan digunakan dalam proses konseling serta menentukan durasi konseling

-Tahap Kegiatan

1. Implementasi Strategi Coping Konseli membuat rencana untuk menghadapi situasi dengan kepercayaan baru. Konselor meminta konseli untuk melatih dirinya untuk merespons dengan cara yang lebih konstruktif.

2. Refleksi dan Evaluasi Konseli menulis jurnal tentang perubahan yang mereka alami. Apa yang berhasil? Apa yang perlu ditingkatkan?

3. Dukungan Sosial Konselor dan konseli mendiskusikan perjalanan konseli dengan teman, keluarga, atau kelompok dukungan untuk mendapatkan perspektif dan dukungan tambahan.

4. Penerapan Berkelanjutan Teruskan praktik ini dalam kehidupan sehari-hari. Monitor kemajuan dan sesuaikan strategi jika diperlukan.

- Tahap Pengakhiran

1. Konselor memberi pengarahan bahwa konseling segera berakhir.

2. Menyimpulkan hasil pengamatan saat proses konseling kelompok

3. Konselor membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya.

4. Konselor menutup konseling kelompok dengan mengucap salam dan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Burns, D. D. (1980). Feeling Good: The New Mood Therapy. New York: HarperCollins. Buku ini populer karena memberikan panduan praktis tentang bagaimana mengubah pola pikir negatif menjadi positif.

Debby Adawiyah, Fhyna Anggraeni Yuniantika, Madu Husna, Nadya Luzy Erlyta, Robbi Pradipta Abdiatma, Bakhrudin All Habsy: "TEKNIK DISPUTE IRRATIONAL BELIEF SYSTEM DALAM KONSELING KOGNITIF-PERILAKU: STUDI LITERATUR"

Rahmawati, Norma Riza Fuat (2021) Keefektifan teknik Dispute Irrational Beliefs (DIBS) dalam konseling kelompok Rational Emotive Behavior (REB) untuk menurunkan perilkau self-defeating siswa SMP. Masters thesis, Universitas Negeri Malang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun