Pulau Pinang 4 september 2025, Malaysia --- Suasana haru dan penuh kekeluargaan menyelimuti aula utama Madrasah Uthmaniah ABIM, Pulau Pinang, saat acara pelepasan mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Internasional Universitas Islam Malang (UNISMA) digelar. Acara ini dihadiri langsung oleh jajaran guru Madrasah Uthmaniah ABIM, dosen pembimbing lapangan Indhra Musthofa, M.Pd.I, serta Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UNISMA, Dr. Abdul Jalil, M.Ag.
Program PPL Internasional yang dilaksanakan di Malaysia ini menjadi salah satu bentuk komitmen UNISMA dalam menyiapkan mahasiswa berwawasan global, berdaya saing, serta mampu berkolaborasi lintas negara.
Suara Dekan: "Madrasah Uthmaniah Itu Terbaik"
Dalam sesi wawancara khusus, Dr. Abdul Jalil, M.Ag., menyampaikan rasa bangga sekaligus haru atas keberhasilan mahasiswa dalam menjalankan PPL di luar negeri.
"Saya sangat bangga dengan mahasiswa kita. Mereka bukan hanya membawa nama UNISMA, tapi juga membawa nama baik bangsa Indonesia. Kehadiran mereka di Madrasah Uthmaniah telah meninggalkan kesan yang luar biasa. Saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak madrasah yang telah menerima mereka dengan tangan terbuka," ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau menekankan bahwa Madrasah Uthmaniah merupakan mitra yang sangat strategis.
"Saya katakan secara jujur, Uthmaniah itu terbaik. Sistem pembelajaran, kultur pendidikan, serta keterbukaan para guru dalam menerima mahasiswa asing menjadi teladan. Oleh sebab itu, saya berharap ke depan program PPL ini tidak hanya berlangsung satu bulan, melainkan bisa diperpanjang menjadi dua hingga tiga bulan. Dengan durasi lebih panjang, mahasiswa akan semakin maksimal dalam belajar, memahami, dan membawa oleh-oleh pengetahuan yang berharga dari sini," tambahnya.
Indhra Musthofa: "Mahasiswa Belajar Banyak Hal"
Dosen pembimbing lapangan, Indhra Musthofa, M.Pd.I, yang mendampingi mahasiswa selama PPL di Malaysia, turut memberikan pandangannya.
"Mahasiswa kita belajar banyak hal di sini. Mereka bukan hanya belajar bagaimana mengajar, tetapi juga bagaimana membangun komunikasi lintas budaya, memahami karakter siswa di negara lain, serta menyesuaikan metode pembelajaran agar efektif. Itu pengalaman yang tidak bisa digantikan oleh teori saja di ruang kelas," jelas Indhra.