Mohon tunggu...
Einila Dilla Ainila
Einila Dilla Ainila Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab

Ada yang harus berjuang, namanya aku | Ambigunya rasa tanpa kata | Selamat bertumbuh | Hukum tarik-menarik | Dinamika awan | 私は幸せだったよ.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Si Bapak

6 Maret 2018   16:23 Diperbarui: 6 Maret 2018   16:26 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasa-rasanya respect saya akan semakin pudar untuk bapak,  sebab apa.  Saya tahu bapak berpendidikan tapi mengapa susah sekali mengenali lingkungan. kenapa kelas  ini sepi, kenapa kelas ini hening. Bapak itu seorang pengamat, ya mungkin saya tahu, bapak seperti itu untuk melatih mental kami. Tapi secara personal, itu salah bapak.

Kalau boleh jujur, banyak pak, banyak sekali malah.

Bapaknya aja yang sukanya tutup mata.

Sadar, bapak itu juga manusia. Tolonglah bijak sesuai posisi.

Bagaimana mau maju, bapak saja masih gitu-gitu aja.

Sungguh pak, saya kecewa hari ini. Dengan kelas, dengan bapak, terutama mereka yang memang tidak saling mengenal secara mendalam sebelumnya. Bapak harusnya tahu bagaimana tipe-tipe kami itu, bukannya kami yang harus berpekaan dengan keadaan.

Kalau memang dari kami ada banyak kekurangan bapak bilang pun tak apa,kami menerimanya. Saya sendiri mengakui banyak salahnya. Tapi saya sendiri juga punya opini yang memang harusnya bapak tahu.

Tapi ya balik lagi, mana ada pengajar mau tahu menahu tentang anak didiknya!! Sejujurnya ada, jika ini bukan Indonesia.

Entah kenapa saya sangat jengkel dengan hari ini. Terlebih lagi dengan perseorangan yang benar-benar tidak menjunjung asas kebersamaan, kepedulian, kepercayaan. Memang sudah bobrokbarangkali.

Mau menyalahkan teknologi juga nggak bisa, karena saya tahu, saya tidak bisa beradu argumentasi secara lisan. Saya hanya punya amunisi dalam kertas. Sejujurnya saya ingin mengubah persepsi semua orang, orang hebat itu tak harus selalu menonjolkan. Toh banyak orang pendiam yang sukses. Saya hanya tidak suka saja dengan perlakuan yang semakin kesini semakin jadi. Ah, entahlah mungkin ada segelintir orang yang berpikir seperti ini. 

Kalau memang ini suatu kesalahan tentang tulisan saya, saya minta maaf. Tapi ini merupakan hak saya untuk menulis, jadi saya akan memposisikan diri. Kenapa Indonesia seperti ini????

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun