Mohon tunggu...
Egi Sukma Baihaki
Egi Sukma Baihaki Mohon Tunggu... Penulis - Blogger|Aktivis|Peneliti|Penulis

Penggemar dan Penikmat Sastra dan Sejarah Hobi Keliling Seminar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Polusi Sampah Plastik di Lautan, Solusi Inovatif Ubah Plastik Menjadi Energi

6 Agustus 2019   09:46 Diperbarui: 6 Agustus 2019   10:21 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Annabelle Boudinot dari Race for Water. Dok. Pribadi

Race for Water sendiri merupakan gagasan dan program yang diprakarsai oleh  Marco Simeoni dengan beranggotakan lima orang tim yang memiliki latar belakang keilmuan yang berbeda. Race for Water melakukan eskpedisi ilmiah mengarungi lautan antar negara dimulai sejak tahun 2017 dan ditargetkan selesai pada tahun 2021. 

Tujuan mereka adalah untuk mencari solusi dari permasalahan sampah di lautan. Selama lima tahun mengarungi lautan antar negara dan benua, sudah 38 tempat mereka singgahi. Kapal yang digunakan  memiliki teknologi yang canggih, dengan mengandalkan tenaga surya, hidrogen dan bantuan teknologi layang-layang. 

Persoalan sampah di Indonesia bukanlah masalah segelintir orang. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat tanpa memandang status sosialnya merupakan persoalan yang perlu diselesaikan bersama-sama. Perlu kerjasama dari semua pihak untuk mencegah limbah plastik  ke sungai atau laut. Kesadaran harus terus dimunculkan dan ditumbuhkan pada setiap individu agar jangan pernah membuang sampah sembarangan.

Sebenarnya dengan membuang sampah sembarangan termasuk perbuatan tidak terpuji membuang sampah di selokan dan aliran sungai kita telah menjadi penyebab dari bencana yang bisa menimpa orang banyak. Saat musim hujan tiba sampah di aliran sungai akan menghambat air mengalir dan bisa menyebabkan banjir. Jika sudah terjadi banjir apakah baru kita sadar atau hanya bisa menuding orang lain padahal kita juga ikut bersalah.

Jika kita melewati beberapa aliran sungai di Jakarta, para petugas oranye harus pasang badan membersihkan sungai dari sampah-sampah yang tidak jelas asal muasalnya. 

Meski pemerintah daerah, lembaga pendidikan atau tempat pelayanan publik telah menyediakan tempat sampah tiga model sesuai denga jenisnya, kita masih belum mampu untuk memilah dan membuang sesuai dengan jenisnya. 


Pernahkah kita berterima kasih kepada para pemulung yang sering nengambil sampah-sampah dari tempat sampah di komplek perumahan dan lainnya. 

Kehidupan mereka hanya bergantung pada sampah plastik yang mereka kumpulkan untuk dijual kepada para pengepul untuk didaur ulang. 

Daur ulang sampah yang masih bisa digunakan termasuk sampah plastik perlu didukung dengan meningkatkan kesejahteraan para pemulung dan petugas kebersihan.

Karena alasan itu juga kehadiran Race for Water ke bebrbagai negara juga memiliki lima program yang menjadi misi penting mereka saat berhenti di sebuah negara: 

Pertama adalah learn  yaitu mengumpulkan para komunitas ilmiah untuk saling berbagi pengetahuan akan bahaya sampah plastik dan dampak yang ditimbulkannya; 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun