"Yah... ramadhan kali ini tidak bisa shalat tarawih berjama'ah di masjid, pun tidak bisa ngabuburit sambil berburu takjil di jalanan, bukber pun demikian...."
Mungkin itulah yang terpikirkan dan dikeluhkan oleh kebanyakan orang di ramadhan kali ini. Meskipun memang masih banyak juga kebiasaan lain yang memang tidak bisa kita lakukan sebagaimana ramadhan-ramadhan sebelumnya.
Yaps, adanya wabah corona yang menjangkit dunia, tak terkecuali Indonesia, menjadi variabel yang mempengaruhinya.
Kita semua tahu, sebagai bentuk dari upaya preventif agar penyebaran tidak meluas, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan ataupun anjuran kepada masyarakat agar lebih ditekankan untuk beraktifitas dari rumah. Ada social distancing, kemudian direvisi mejadi physical distancing, malahan di daerah-daerah tertentu (zona merah) ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Imbasnya ya, sekolah, kerja, maupun ibadah dianjurkan dirumah.
Meskipun demikian, bukan berarti kita tidak produktif dan tidak berusaha untuk ber-fastabiul khairat dalam memanen pahala sebanyak-banyaknya. Tentu, seperti ramadhan tahun-tahun sebelumnya, kita semua biasanya mempunyai target dan harapan-harapan tertentu selama bulan ramadhan.
Mulai dari yang hal-hal yang bersifat ukhrawi sampai dengan yang berbau duniawi. Diantaranya: one day one juz, khatam baca Al-Qur'an minimal sekali lah, nambah hafalan, jangan sampai ketinggalan shalat sunnah (pahalanya kan seperti wajib), atau bagi para orang tua biasanya berharap juga anaknya bisa tamat puasa full satu bulan ((catatan: anaknya masih level pemula dalam berpuasa)). Nah, kalau yang seperti ini sih sudah bukan harapan lagi, tapi sudah masuk ke level target yang mendekati kewajiban yang harus dilakukan.
*****
Nah, pada tulisan kali ini, saya akan membahas terkait harapan yang sifatnya tidak masuk dalam kategori seperti diatas, tapi lebih kepada kategori pengembangan diri untuk mengejar duniawi. ((Yaelah...)). "Ingin terbiasa menulis setiap hari." Ya, di bulan ramadhan ini mencoba untuk memaksa diri agar bisa lebih produktif dalam menulis mumpung banyak #dirumahaja.
Sebenarnya harapan ini sudah dari lama ingin terwujud. Tapi apa mau dikata, rasa malas ternyata masih betah hinggap dalam diri. Malas baca lah, engga ada ide lah, ada kerjaan ini-itu lah, dan alasan lainnya.
Memang dalam dunia tulis-menulis, diri ini sadar, bahwa masih dalam level pemula ((masih harus terus dan banyak-banyak belajar)). Ramadhan kali ini saya rasa adalah waktu yang tepat untuk menggembleng diri, membentuk kebiasaan, agar itu tadi "bisa nulis tiap hari." Entah itu satu artikel, satu puisi, ataupun hanya satu kalimat yang terangkai tanpa kepastian bentuknya. ((Acciee)) Intinya ingin konsisten menulis.
Jujur, sangat iri sekali. Ketika banyak teman-teman, tak terkecuali para kompasianer, konsisten menulis setiap hari. Bahkan sangat lihai sekali dalam merangkai kata. Sangat jauh bila dibandingkan dengan diri ini yang tulisannya masih sederhana. Tentunya tidak mau ketinggalan, makanya di ramadhan kali ini target turunannya adalah mencari sebanyak mungkin referensi, entah itu buku; workshop menulis online; dan apapun itu.
Intinya dengan kebiasaan yang mungkin bisa dibilang dipaksa pada ramadhan kali ini, "dipaksa untuk menulis apapun itu setiap hari." Mudah-mudahan bisa menjadi kebiasaan yang berkelanjutan.
Kebetulan juga ada event Samber ini di kompasiana. Bisa dijadikan salah satu alasan juga nih untuk mulai menulis. Apalagi sudah ditentukan topiknya. Mudah-mudahan bisa mengikuti tantangan ini sampai akhir.
Menulis bukan hanya untuk kepuasan diri semata, tapi menulis juga bisa menjadi media untuk menyebar benih-benih kebaikan untuk sesama.
Menulis juga bisa menjadi jalan untuk beribadah, jika apa yang kita tulis adalah suatu yang berguna dan memberikan kebermanfaatan untuk ummat.