Meyka Diniyarti adalah seorang mahasiswi semester 6 yang berkuliah di Universitas Tanjungpura (UNTAN) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidian Sejarah. Saat ini Meyka berusia 20 tahun dan berasal dari Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Pada saat Meyka duduk di semester 5 terdapat mata kuliah KKL 2 (Kuliah Kerja Lapangan 2) yang mengharuskan semua mahasiswa di angkatannya untuk mengikuti kunjungan ke salah satu Unversitas di Sarawak yang diarahkan langsung oleh Kepala Program Studi (Kaprodi).
Kunjungan ini merupakan pengalaman pertama kalinya bagi Meyka ke Sarawak. Hampir semua mahasiswa di angkatannya setuju untuk mengikuti kunjungan tersebut, hanya terdapat 5 mahasiswa yang tidak bersedia mengikuti kunjungan. Total keseluruhan yang mengikuti kunjungan ke Sarawak sebanyak 27 orang yang terdiri dari 24 mahasiswa dan 3 dosen pendamping.
Meyka berkunjung ke Sarawak pada tanggal 19 Agustus 2024, Universitas yang dituju untuk kegiatan ini adalah Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS). Pada kunjungan ini menggunakan biaya pribadi yang akan diberikan ke pihak travel selama kunjungan di Sarawak, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp2.000.000,00/orang. Biaya tersebut meliputi kendaraan pergi-pulang, kendaraan selama di Sarawak, tempat tinggal, dan biaya lain-lain.
Keberangkatan ke Sarawak pada pukul 21.00 WIB menggunakan kendaraan bus Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) dengan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang dilalui ialah Entikong. Perjalanan ini membutuhkan waktu selama 6 jam untuk sampai ke Entikong dan tiba pada pukul 03.00 WIB. Bus DAMRI yang ditumpangi Meyka hanya mengantar sampai Entikong saja, setelah sampai Meyka berisirahat di Masjid Al-Muhajirin yang berada di sekitar pasar Entikong.
Setelah beristirahat Meyka dijemput oleh bus dari Kota Kuching pada pukul 07.00 WIB, ia tidak langsung menuju ke tempat penginapan melainkan langsung berkunjung ke Universiti Malaysia Sarawak. Sebelum berkunjung Meyka singgah terlebih dahulu di Kota Kuching untuk membeli makanan dan minuman, sesampainya di sana Meyka disambut dengan baik oleh dosen-dosen dan mahasiswa/i Universiti Malaysia Sarawak. Meyka juga berkunjung ke Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FFSH) Departemen Antropologi Sosiologi Universiti Malaysia Sarawak.
Dalam pertemuan ini dosen dari Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Tanjungpura dan dosen dari Departemen Antropologi Sosiologi Universiti Malaysia Sarawak memberikan presentasi terkait sejarah dan kebudayaan dari masing-masing negara, terutama sejarah dan kebudayaan Kota Pontianak dan Sarawak. Dosen Prodi Sejarah Universitas Tanjungpura yaitu Bapak Haris Firmansyah, M.Pd menjelaskan sebuah presentasi yang berjudul “Mengenal Kota Pontianak Toponomi dan Perkembangan Permukimannya”. Sedangkan dosen dari Departemen Antropologi Sosiologi Universiti Malaysia Sarawak yaitu Puan Dr. Juna Liau dan Puan Dr. Sh Shopia Wan Ahmad mempresentasikan materi mengenai “Masyarakat Sempadan Kalimantan-Serawak”.
Setelah kegiatan kunjungan ke Departemen Antropologi Sosiologi selesai, Meyka mengunjungi perpustakaan dari Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universiti Malaysia Sarawak. Perpustakaannya sangat besar dan memiliki 4 lantai dengan suasana yang nyaman. Selesai berkunjung Meyka melanjutkan perjalanannya menuju ke hotel untuk beristirahat. Sesampainya di hotel Meyka berjalan-jalan untuk mencari makan malam bersama dengan teman-temannya. Meyka mecoba makanan khas Sarawak yaitu Nasi Goreng Dabai yang dimasak menggunakan bahan campuran buah dabai sebagai pewarna alami nasi gorengnya.
Pada tanggal 21 Agustus 2024 Meyka melanjutkan perjalanan Kuliah Kerja Lapangan 2 untuk mengunjungi Borneo Cultures Museum. Meyka melihat benda-benda replika dan asli yang menggambarkan benda-benda kebudayaan masyarakat Sarawak. Segala jenis tumbuhan dan hewan, peninggalan-peninggalan bersejarah, serta cerita-cerita kehidupan masyarakat pada masa sebelum kemerdekaan dan kerajaan yang ada di Sarawak.
Pada lantai dasar museum terdapat 1 ruangan tentang mencintai sungai dan ekosistemnya, diruangan tersebut anak-anak dapat bermain dan belajar tentang menjaga kebersihan sungai. Museum tersebut memiliki sebuah restoran dan toko cenderamata yang menjual oleh-oleh khas Sarawak. Meyka sangat kagum dengan museum tersebut karena memiliki arsitektur begitu menarik yang terdiri dari 5 lantai dan pada setiap lantai memiliki objek-objek benda museum dengan tema yang berbeda-beda.
Kemudian Meyka mengunjungi Chinese History Museum (Museum Sejarah China). Museum ini terletak di Jalan Bazar, Kuching, Serawak, Malaysia. Museum tersebut mempertunjukkan sejarah kebudayaan China, menampilkan berbagai peninggalan-peninggalan benda dari masa lalu. Pada salah satu ruangan terdapat bagian dindingnya yang menceritakan sejarah singkat tentang suku-suku China seperti, Hakka atau Khek dan Suku Hokkian. Selain itu, di dalam museum juga menunjukkan alat musik tradisonal, alat tulis, replika sekolah, tempat beribadah, serta peralatan rumah tangga yang digunakan orang Tionghoa pada zaman dahulu. Selesai mengunjungi Museum Sejarah China dan waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, Meyka beribadah dan beristirahat di Masjid India yang terletak di Waterfront Kuching.
Pukul 13.00 WIB Meyka melanjutkan perjalanan untuk mengunjungi Benteng Margherita yang merupakan tujuan terakhir untuk dikunjungi. Benteng ini merupakan sebuah benteng tua yang didirikan pada tahun 1879 oleh Charles Brooke yang terletak di Petra Jaya, 93050 Kuching, Serawak, Malaysia. Benteng ini memiliki tiga lantai, pada setiap lantai memiliki berbagai peninggalan-peninggalan bersejarah seperti buku-buku, mata uang, serta benda-benda yang pernah digunakan Charles Brooke terdahulu. Perjalanan untuk menuju ke Benteng Margherita menghabiskan waktu yang cukup lama dikarenakan Benteng ini terletak persis di seberang Waterfront Kuching dan harus melewati Tun Salahuddin Bridge. Selama di Benteng Margherita Meyka berjalan-jalan melihat pemandangan di sekitar Benteng dan segera menuju ke Ibu Pertiwi (Southeast Asia Tallest Flag Pole) untuk berfoto di Pangkalan Sapi.