Pariwisata musik terbukti berhasil meningkatkan pendapatan warga di sejumlah negara. Menurut laporan UK Music Report pada 2012, pariwisata musik di Inggris telah merangsang ekonomi lokal  lewat pergerakan wisatawan di negara tersebut selama berlangsungnya festival musik.
Pengeluaran langsung dari turis pariwisata musik adalah membeli tiket, membayar transportasi dan akomodasi yang dengan total nilai sebesar 1,3 Miliar Poundsterling. Selain itu, lebih dari 24.000 pekerjaan tercipta selama penyelenggaraan festival musik.
Untuk festival musik tradisional, India menyelenggarakan banyak festival tersebut. Salah satu yang paling populer adalah Rajasthan International Folk Festival.
Pariwisata musik memiliki peluang bagus. Selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, keberhasilan seni pertunjukan secara tidak langsung akan memacu kreativitas seniman dalam menghasilkan karya.
Ketiga, gunakan media sosial dan pahami karakter milenial. Kemajuan teknologi informasi di era digitalisasi menawarkan peluang besar untuk menjangkau banyak kelompok sasaran.
Polling Alvara Research Center 2016 memperkirakan pengguna internet milenial mencapai 72,2 persen atau 59,9 juta orang dari populasinya. Jumlah yang sangat besar.
Sebenarnya poin penting yang perlu dipikirkan adalah memahami karakter generasi milenial.Â
Chris Christoff, praktisi dunia digital dan pendiri MonsterInsights, perusahaan penyedia perangkat plugin untuk analitik WordPress menjelaskan dalam tulisannya di Business.com, bahwa millenial berbeda dari generasi sebelumnya karena mereka tumbuh dengan teknologi, melangkah lebih jauh dalam pendidikan, dan mendorong keberagaman.
Ia menambahkan, untuk menarik perhatian millenial, orang harus aktif di media sosial, lalu, rutin menciptakan pelbagai konten kreatif.
Lalu, bagaimana memahami karakter milenial Indonesia?Â
Peneliti Alvara Research Center, Hasanuddin Ali menyatakan bahwa generasi milenial adalah generasi yang terhubung. Mereka terhubung dengan orang lain di wilayah dan belahan negara lain di dunia maya.