Banyak orang menyukai musik. Ketika ditanya pendapat mereka tentang musik, jawabannya sangat bervariasi.
Penyanyi Elton John, misalnya, menyebut musik sebagai kekuatan penyembuh. Nada yang merambat itu mampu menarik orang keluar dari dirinya.
Yang lain menganggap musik membangkitkan semangat, menenangkan, dan menghibur. Ada banyak arti yang dapat diungkapkan tentang musik berdasarkan preferensi dan bagaimana musik mempengaruhi kehidupan masing-masing.
Manfaat musik secara personal terhubung kepada orang sejak usia dini. Sebagai contoh, orang tua menyanyikan lagu pengantar tidur untuk bayi mereka.
Kemudian beranjak dewasa, orang mendengarkan lebih banyak lagu dari bermacam media. Penggalan lirik dijadikan sebagai kutipan untuk memotivasi hidup. Kata-kata itu seperti mengandung sihir yang mempengaruhi cara orang berpikir dan bertindak.
Dari sana, kita dapat menilai karakter seseorang. Ketika teman mengambil kutipan lagu hip-hop dan membagikannya ke media sosial, bagaimana penilaianmu?
Ketika teman menyukai musik pop dengan puluhan lagu mendayu-dayu tersimpan di playlist gawainya, apa yang kamu pikirkan tentang mereka?
Era digitalisasi memungkinkan orang mendengarkan musik sepuasnya dari belahan dunia di banyak platform.
Tetapi yang jarang disadari adalah, kebanyakan musik yang didengarkan saat ini berasal dari negeri asing. Musik dari negeri Korea dan negara Barat adalah beberapa di antaranya.
Penulis bukan anti-asing. Tulisan ini dimaksudkan supaya pembaca berpikir terbuka untuk mengenali karakter diri sendiri lewat musik yang mengangkat nilai sosial dan budaya lokal.