Jadi, orang asing ini sempat melihat kedatangan saya saat membeli pulsa.Â
Dan karena ingin berkenalan dengan saya, ditengoknyalah nomor ponsel yang saya catatkan di pembukuan penjual pulsa tersebut.
Pasrah bukan berarti nyaman dan setuju. Masalah keamanan data pribadi sudah dalam tahap mencemaskan.
Masalah keamanan data pun menjadi pertimbangan saya untuk membeli iPhone sebagai gawai.
Ini bermula ketika kasus serangan di San Bernardino, California, AS pada 2015 silam, Apple menolak permintaan FBI untuk mengakses data dari iPhone tersangka yang terkunci.
Dengan keyakinan dasar itu, saya akhirnya memutuskan menggunakan iPhone, walaupun sekarang sudah berganti ke Android karena pertimbangan lainnya.
Tetapi bagaimapun, data tetap saja akan tersebar entah dari mana dan bagaimana caranya, selalu ada jalan.
Kita pasti sering mendapat permintaan akses nomor telepon dan album foto dari bermacam aplikasi terutama edit foto. Apalagi kita sering menyetor data pribadi di ranah offline untuk kepentingan tertentu, misalnya untuk pengajuan kredit kendaraan.
Di lain pihak, kita memang sudah terhubung luas dengan pengguna lainnya.
Katakanlah sebagai contoh, saya adalah pengguna iPhone yang telah menerapkan sederet teknologi canggih untuk melindungi keamanan data pribadi.
Namun ketika Ibu dan teman-teman yang menyimpan kontak telepon dan foto-foto saya tidak melakukan demikian, bobol juga.