Mohon tunggu...
Efrain Limbong
Efrain Limbong Mohon Tunggu... Mengukir Eksistensi

Nominator Kompasiana Award 2024

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Transformasi Konektivitas Dataran Lindu, dari Terisolir hingga Terbukanya Aksesibilitas

20 Juli 2025   20:11 Diperbarui: 22 Juli 2025   05:14 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksedibikitas transportasi di ruas Sadaunta-Lindu terlihat lancar dengan kondisi jalan yang mantap. (Dokumentasi Pribadi) 

Saat melintasi ruas jalan Dusun Sadaunta Kecamatan Kulawi menuju ke Desa Tomado Kecamatan Lindu baru-baru ini, memori kembali ke pertengahan tahun 1990an, saat wilayah Dataran Lindu masih terisolir. Di mana kendaraan bermotor belum bisa tembus, karena tidak ada akses jalan.

Saat itu warga Lindu yang ada di empat Desa yakni Puroo, Langko, Tomado dan Anca harus berjalan kaki sejauh belasan kilometer. Demi bisa sampai ke Dusun Sadaunta yang berada di poros jalan Palu-Kulawi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). 

Namun jangan berharap jalan kaki melewati jalur nyaman dan mudah. Sebaliknya melintasi jalan setapak pendakian dan penurunan yang curam yang sempit, berada di antara dinding gunung serta tebing jurang yang dalam.

Masyarakat harus berhati-hati saat melintas, karena kondisi medan jalan yang sulit dan membahayakan. Hamparan pepohonan lebat dan suara debit air sungai yang terdengar dari ketinggian, menjadi teman dalam perjalanan.

Adapun satu-satunya alat transportasi untuk mengangkut logistik atau barang milik warga saat itu adalah kuda. Baik barang kebutuhan rumah tangga, bahan komoditi, hingga perlengkapan usaha pertanian.

Bisa dibayangkan kuda yang membawa banyak barang, harus melintasi jalan sempit, curam dan mendaki. Bahkan terkadang mengangkut warga yang tidak ingin berjalan kaki, karena medan yang berat.

Pengendara rehat sejenak di ketinggian puncak ruas jalan Sadaunta-Lindu. (Dokumentasi Pribadi) 
Pengendara rehat sejenak di ketinggian puncak ruas jalan Sadaunta-Lindu. (Dokumentasi Pribadi) 

Namun kuda-kuda Dataran Lindu saat itu sudah teruji dan terlatih melewati jalur jalan Sadaunta-Lindu begitupun sebaliknya. Dipastikan kuda tidak akan terperosok ke dalam jurang, walau membawa beban baik barang maupun orang.

Saya sudah pernah merasakan langsung berjalan kaki dari Sadaunta hingga Desa Puroo selaku desa pertama di Dataran Lindu. Melintasi jalan mendaki dengan jurang terjal di samping. Begitu susah payah berjuang melintasi medan yang berat, hingga sampai ke tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun